BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Perkembangan peradaban manusia sejak zaman praaksara sudah dikenal
berbagai seni bangunan. Mulai dari bangunan dari zaman batu besar atau
megalitikum, telah terdapat bangunan-bangunan yang terbuat dari batu seperti
menhir, sarkofagus, kubur batu, dolmen, punden berundak, arca. Kemudian pada
masa kerajaan Hindu-Buddha, berbagai candi mulai didirikan oleh Dinasti dari
kerajaan-kerajaan.
Candi-candi fenomenal di Indonesia seperti candi Borobudur dan
candi Prambanan ini menurut legenda dikatakan menggunakan perekat dalam
pembuatannya. Perekat tradisional yang dipakai yaitu, zat putih telur, ketan, nasi,
dan lain sebagainya yang bersifat lengket. Gambaran sejarah zaman lampau
tersebut menunjukkan dikenalnya fungsi semen sejak zaman dahulu.
Sebelum mencapai bentuk seperti sekarang, perekat dan penguat bangunan ini
awalnya merupakan hasil percampuran batu kapur dan abu vulkanis. Pertama kali
ditemukan di zaman Kerajaan Romawi, tepatnya di Pozzuoli, dekat teluk Napoli,
Italia. Bubuk itu lantas dinamai pozzuolana. Menyusul runtuhnya Kerajaan
Romawi, sekitar abad pertengahan (tahun 1100-1500 M) resep ramuan pozzuolana
sempat menghilang dari peredaran.
Pada
abad ke-18 (ada juga sumber yang menyebut sekitar tahun 1700-an M), John
Smeaton, seorang insinyur asal Inggris menemukan kembali ramuan kuno
berkhasiat luar biasa ini. Dia membuat adonan dengan memanfaatkan campuran batu
kapur dan tanah liat saat membangun menara suar Eddystone di lepas pantai
Cornwall, Inggris.
Material
itu sendiri adalah benda yang dengan sifat-sifatnya yang khas dimanfaatkan
dalam bangunan, mesin, peralatan atau produk. Dan Sains material yaitu suatu
cabang ilmu yan meliputi pengembangan dan penerapan pengetahuan yang
mengkaitkan komposisi, struktur dan pemrosesan material dengan sifat-sifat kegunaannya.semen
termasuk material yang sangat akrab dalam kehidupan kita sehari-hari.
Maka
dari itulah, kami membuat makalah memperoleh pengetahuan mengenai masalah
produksi semen dalam industri semen sebagai tugas kelompok kimia industri.
1.2
Rumusan
Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan semen?
2.
Apa bahan yang dibutuhkan dalam
pembuatan semen dalam industri semen?
3.
Bagaimana proses pembuatan semen
dalam industri semen?
4.
Bagaimana produk yang dihasilkan
dalam industri semen?
1.3
Tujuan
Penulisan
1.
Mengetahui yang dimaksud dengan
semen.
2.
Mengetahui bahan-bahan yang
digunakan pada pembuatan semen dalam industri semen.
3.
Mengetahui proses pembuatan semen
dalam industri semen.
4.
Mengetahui produk yang dihasilkan
dalam industri semen.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Semen
Semen berasal dari kata Caementum
(bahasa Latin), yang artinya "memotong
menjadi bagian-bagian kecil tak beraturan". Secara harfiah berarti bahan perekat yang mampu mempesatukan atau
mengikat bahan-bahan padat menjadi satu kesatuan yang kokoh atau suatu produk
yang mempunyai fungsi sebagai bahan perekat antara dua atau lebih bahan
sehingga menjadi suatu bagian yang kompak atau dalam pengertian yang luas
adalah material plastis yang memberikan sifat rekat antara batuan-batuan
konstruksi bangunan.
Usaha untuk membuat semen pertama
kali dilakukan dengan cara membakar batu kapur dan tanah liat. Joseph Aspadain
yang merupakan orang inggris, pada tahun 1824 mencoba membuat semen dari
kalsinasi campuran batu kapur dengan tanah liat yang telah dihaluskan,
digiling, dan dibakar menjadi lelehan dalam tungku, sehingga terjadi penguraian
batu kapur (CaCO3) menjadi batu tohor (CaO) dan karbon dioksida(CO2).
Batu kapur tohor (CaO) bereaksi dengan senyawa-senyawa lain membemtuk
klinker kemudian digiling sampai menjadi tepung yang kemudian dikenal dengan
Portland.
Jenis-jenis semen:
Jenis semen
|
|
No.SNI
|
Nama
|
SNI 15-0129-2004
|
Semen portland putih
|
SNI 15-0302-2004
|
Semen portland pozolan / Portland Pozzolan
Cement (PPC)
|
SNI 15-2049-2004
|
Semen portland / Ordinary Portland Cement
(OPC)
|
SNI 15-3500-2004
|
Semen portland campur
|
SNI 15-3758-2004
|
Semen masonry
|
SNI 15-7064-2004
|
Semen portland komposit
|
Kandungan kimia dalam semen :
·
Trikalsium silikat
·
Dikalsium silikat
·
Trikalsium alumina
·
Tetrakalsium aluminofe
·
Gipsum
Karakterisasi
Material Semen :
Sifat-Sifat Semen Portland:
a.
Hiderasi Semen
Hiderasi
semen adalah reaksi antara komponen-komponen semen dengan air.
b.
Hiderasi Kalsium Silikat ( C2S, C3S)
Kalsium
Silikat di dalam air akan terhidrolisa menjadi kalsium hidroksidsa Ca(OH)2
dan kalsium silikat hidrat (3CaO.2SiO2.3H2O) pada suhu 30oC
c.
Hiderasi C3A
Hiderasi
C3A dengan air yang berlebih pada suhu 30oC akan
menghasilkan kalsium alumina hidrat (3CaO. Al2O3. 3H2O)
yang mana kristalnya berbentuk kubus di dalam semen karena adanya gypsum
maka hasil hiderasi C3A sedikit berbeda.
d.
Hiderasi C4AF (30 H2O oC)
4CaO.
Al2O3. Fe2O3+ 2Ca(OH)2+10H2O
4CaO.Al2O3.6H2O
+
3CaO.Fe2O3.6H2O
e. Setting dan Hardening
Setting
dan Hardening adalah pengikatan dan penerasan semen setelah terjadi reaksi
hiderasi.
f.
Panas Hiderasi
Panas
hiderasi adalah panas yang dilepaskan selama semen mengalami proses hiderasi.
g.
Penyusutan
Ada
tiga macam penyusutan yang terjadi di dalam semen, diantaranya:
Drying
Shringkage ( penyusutan karean pengeringan)
Hideration
Shringkage (penyuautan karena hiderasi)
Carbonation
Shringkage (penyuautan karena karbonasi)
h.
Kelembaban
Kelembaban
timbul karena semen menyerap uaap air dan CO2 dan dalam jumlah yang
cukup banyak sehigga terjadi penggumpalan.
i.
Spesifik Gravity
Spesifik
Gravity dari semen merupakan informasi yang sangat penting dalam
perancangan beton. Didalam pengontrolan kualitas Spesifik gravity
digunakan untuk mengetahui seberapa jauh kesempurnaan pembakaran klinker, dan
juga menetahui apakah klinker tercampur dengan impuritis.
j.
False Set
Proses yang terjadi bila adonan mengeras dalam waktu
singkat. False Set dapat dihindari dengan melindungi semen dari pengaruh
udara luar, sehingga alkali karbonat tidak terbentuk didalam semen.
2.2 Bahan-Bahan dan Alat yang Digunakan dalam Pembuatan
Semen
Terdapat dua
jenis material yang penting bagi produksi semen:
Pertama adalah material yang kaya akan kapur atau material yang
mengandung kapur (calcareous materials) seperti batu gamping, kapur, dll.
Kedua
adalah material yang kaya akan silika atau material mengandung tanah liat
(argillaceous materials) seperti tanah liat.
Jenis-Jenis Bahan Baku:
Jenis Bahan Baku
|
Perbandingan Berat (%)
|
Batu kapur
|
80-85
|
Tanah liat
|
6-10
|
Pasir silica
|
6-10
|
Pasir besi
|
1
|
Gypsum
|
3-5
|
Alat-alat
yang digunakan :
1.
Unit
Pengolahan Bahan (Raw Mill)
a. Rotary Dryer
Fungsinya untuk mengeringkan bahan baku. Pengeringan dilakukan dengan mengalirkan gas panas sisa pembakaran dari kiln secara cocurrent.
b. Double Roller Chrusher
Fungsinya adalah untuk memperkecil ukuran limestone, sand clay, sand koreksi dan pasir besi setelah keluar dari dryer.
c. Hopper Raw Mix
Fungsinya adalah untuk mencampur dan menggiling bahan baku yang akan diumpankan ke kiln.
d. Air Separator
Fungsinya untuk memisahkan material halus dengan material kasar dimana material halus akan keluar sebagai produk, sedangkan material kasar dihaluskan lagi di raw grinding mill.
a. Rotary Dryer
Fungsinya untuk mengeringkan bahan baku. Pengeringan dilakukan dengan mengalirkan gas panas sisa pembakaran dari kiln secara cocurrent.
b. Double Roller Chrusher
Fungsinya adalah untuk memperkecil ukuran limestone, sand clay, sand koreksi dan pasir besi setelah keluar dari dryer.
c. Hopper Raw Mix
Fungsinya adalah untuk mencampur dan menggiling bahan baku yang akan diumpankan ke kiln.
d. Air Separator
Fungsinya untuk memisahkan material halus dengan material kasar dimana material halus akan keluar sebagai produk, sedangkan material kasar dihaluskan lagi di raw grinding mill.
e. Tetra Cyclone
Fungsi alat ini adalah untuk memisahkan material halus dengan material kasar yang terbawa aliran gas keluar dari air separator.
f. Spray Tower
Fungsinya untuk mendinginkan gas panas hasil pembakaran di kiln yang berlebih dari suspension preheater.
g. Weighing Feeder
Fungsinya untuk menimbang limestone yang keluar dari bin agar konstan jumlahnya.
h. Raw Grinding Mill
Fungsi alat ini adalah untuk menggiling bahan baku yang diumpankan ke kiln.
i. Raw Mill Fan
Fungsi alat ini adalah untuk menarik material dari raw mill yang sudah halus untuk dibawa bersama aliran udara masuk ke cyclone
j. Electrostatic Presipitator
Fungsinya adalah untuk menangkap debu yang ada dalam aliran gas yang akan dibuang melalui cerobong sehingga tidak menimbulkan polusi.
k. Raw Meal Silo
- Blending Silo : untuk homogenisasi raw meal dengan bantuan udara.
- Storage silo :untuk menyimpan raw meal sebelum diumpankan ke kiln.
2. Unit Pembakaran
a. Suspention Prehater
Fungsinya adalah sebagai pemanas awal umpan rotary.
b. Rotary Kiln
Fungsinya untuk proses kalsinasi dan sinterisasi tepung baku menjadi Clinker.
c. Kiln Feed Bin
Fungsinya adalah untuk menampung umpan kiln yang siap untuk diumpankan.
d. Air Quenching Cooler
Fungsinya untuk mendinginkan Clinker secara mendadak dari 1400oC menjadi 900-950oC pada chamber 1.
3. Unit Penggilingan Akhir
a. Clinker Storage Silo
Fungsinya adalah sebagai tempat penampungan Clinker.
b. Finish Grinding Mill
Fungsinya adalah untuk menggiling campuran Clinker dengan Gypsum yang ditambahkan agar menjadi halus.
c. Air Separator
Fungsi alat ini adalah untuk memisahkan mineral halus dengan mineral kasar dimana pertikel halus akan keluar sebagai produk sedangakna partikel kasar keluar untuk dihaluskan kembali di finish grinding mill.
4. Unit Pengisian Packing
a. Cement Silo
Fungsinya adalah untuk menampung semen yang berasal dari finish mill sebelum masuk ke unit packing.
b. Vibrating Screen
Fungsinya adalah untuk menyaring semen dari pengotor sebelum masuk ke storage silo untuk pengepakan.
c. Storage Silo
Fungsinya adalah untuk menampung semen yang telah melewati vibrating screen untuk selanjutnya diumpankan ke rotary packer.
d. Rotary Feeder
Fungsinya adalah untuk mengatur pengumpanan semen.
e. Valve Bag Packing Machines
Fungsinya adalah untuk memasukkan semen kedalam kantong semen
2.3
Proses Pembuatan Semen dalam Industri Semen.
a.
Penggalian/Quarrying
Terdapat dua jenis material yang penting bagi produksi
semen:
Pertama adalah material yang kaya
akan kapur atau material yang mengandung kapur (calcareous materials) seperti
batu gamping, kapur, dll.
Kedua adalah material yang kaya
akan silika atau material mengandung tanah liat (argillaceous materials)
seperti tanah liat. Batu gamping dan tanah liat dikeruk atau diledakkan dari
penggalian dan kemudian diangkut ke alat penghancur.
b.
Penghancuran
Penghancur bertanggung jawab
terhadap pengecilan ukuran primer bagi material yang digali.
c.
Pencampuran Awal
Material yang dihancurkan melewati
alat analisis on-line untuk menentukan komposisi tumpukan bahan.
d.
Penghalusan dan Pencampuran Bahan Baku
Sebuah belt conveyor mengangkut
tumpukan yang sudah dicampur pada tahap awal ke penampung, dimana perbandingan
berat umpan disesuaikan dengan jenis klinker yang diproduksi. Material kemudian
digiling sampai kehalusan yang diinginkan.
e.
Pembakaran dan Pendinginan Klinker
Campuran bahan baku yang sudah
tercampur rata diumpankan ke pre-heater, yang merupakan alat penukar panas yang
terdiri dari serangkaian siklon dimana terjadi perpindahan panas antara umpan
campuran bahan baku dengan gas panas dari kiln yang berlawanan arah. Kalsinasi
parsial terjadi pada pre‐heater ini dan berlanjut dalam kiln, dimana bahan baku berubah
menjadi agak cair dengan sifat seperti semen. Pada kiln yang bersuhu
1350-1400°C, bahan berubah menjadi bongkahan padat berukuran kecil yang dikenal
dengan sebutan klinker, kemudian dialirkan ke pendingin klinker, dimana udara
pendingin akan menurunkan suhu klinker hingga mencapai 100 °C
f.
Penghalusan Akhir
Dari silo klinker, klinker
dipindahkan ke penampung klinker dengan dilewatkan timbangan pengumpan, yang
akan mengatur perbandingan aliran bahan terhadap bahan-bahan aditif. Pada tahap
ini, ditambahkan gipsum ke klinker dan diumpankan ke mesin penggiling akhir.
Campuran klinker dan gipsum untuk semen jenis 1 dan campuran klinker, gipsum
dan posolan untuk semen jenis P dihancurkan dalam sistim tertutup dalam
penggiling akhir untuk mendapatkan kehalusan yang dikehendaki. Semen kemudian
dialirkan dengan pipa menuju silo semen.
2.4
Sistem Proses dalam Industri Semen
1. Mempersiapkan Bahan Baku Pembuatan Semen
Bahan baku dalam pembuatan semen antara
lain:
Batu
kapur, silica, pasir besi, tanah liat, dan gypsum.
2.
Perlakuan Fisika
a.
Setelah bahan baku didapatkan dari
penambangan, selanjutnya diangkut dengan dump truck.
b.
Bahan baku dihancurkan di dalam
crusher.
c.
Bahan baku tersebut dikirim menuju
tempat penyimpanan yaitu stock pile dan
bin.
d.
Pengumpanan bahan baku.
e.
Penggilingan dan pengeringan.
f.
Pencampuran dan homogenisasi
3.
Perlakuan Kimia
a.
Pemanasan awal dan pembakaran,
kemudian material akan mengalami reaksi
kalsinasi. CaCO3 —-> CaO + CO2
b.
Awal Pembentukan dicalsium silikat (C2S)
c.
Awal pembentukan tricalsium alumina (C3A)
d.
Awal pembentukan tetracalsium alumina ferrit
(C4AF)
e.
Awal pembentukan tricalsium silika (C3S)
f.
Reaksi Hiderasi
3Ca4(AlO3)2SO4).12H2O
4. Perlakuan Fisika
a. Pendinginan clinker.
b. Penggilingan akhir oleh ball mill
c. Pengemasan
5. Produk
Produk yang dihasilkan adalah semen.
2.5 Produk yang Dihasilkan dalam Industri Semen
-
Semen
-
Semen Putih
2.6 Sistem Manajemen Dalam Suatu Industri
Diantara elemen-elemen dalam sistem tersebut, yang
mempunyai peran yang cukup besar adalah manusia, dimana dalam era sekarang ini,
manusia merupakan salah satu bagian dari sumber daya, yang disebut dengan
SUMBER DAYA MANUSIA (SDM). Berdasarkan hal tersebut , organisasi dalam sua.tu industri
dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :
1.Manajemen puncak
Dalam sistem organisasi, manajemen puncak merupakan manajemen
tertinggi, dimana orang orang yang duduk pada posisi ini mempunyai tugas yang
cukup berat karena harus memutuskan hal-hal penting dan mengatur yang
menyangkut kelangsungan hidup dan keberhasilan dari organisasi atau perusahaan
tersebut. Orang yang duduk pada manajemen puncak ini biasanya disebut dengan direktur dan juga
pemilik modal dalam perusahaan, atau yang tergabung dalam bentuk dewan (dewan
direksi, dewan komisaris).Dewan Direksi dapatterdiri dari Direktur Utama,
Direktur Keuangan dan Umum serta Direktur Produksi dan Teknik.
2.Manajemen menengah
Manajemen ini terdiri dari pimpinan-pimpinan pabrik (dalam suatu
industri, misalnya industri petrokimia, industri pupuk dapat terdiri lebih dari
satu pabrik), atau kepala-kepala divisi.
Tugas dari bagian ini adalah mengembangkan dan menjalankan
rencana-rencana yang telah ditetapkan oleh manajemen puncak.
3.Manajemen pelaksana
Pada tingkat ini, terdiri dari personil yang melaksanakan tugas
yang telah dikembang oleh manajemen menengah dan bertanggung jawab kepadanya.
Pembagian tugas dan tanggung jawab personalia tersebut apabila
dihubungkan dengan tingkat pendidikan minimal adalah sebagai berikut:
1.Direktur Utama : Sarjana semua jurusan
2.Direktur Teknik dan Produksi:Sarjana Teknik Kimia/
Mesin/ Elektro
3.Direktur Keuangan dan Umum: Sarjana Ekonomi/ ISIP/ Hukum
4.Staff Ahli: Sarjana Teknik Kimia/
Mesin/ Elektro
5.Kepala Bagian Litbang: Sarjana Teknik Kimia / Kimia
6.Kepala Bagian Produksi : Sarjana Teknik Kimia
7.Kepala Bagian Teknik: Sarjana Teknik Mesin
8.Kepala Bagian Pemasaran: Sarjana
Ekonomi
9.Kepala Bagian Keuangan : Sarjana Ekonomi
10.Kepala bagian Umum: Sarjana Hukum / FISIP
11.Kepala Seksi: Sarjana Muda / DIII
12.Operator dan karyawan biasa: SMK / SMU / sederajat/ D III
13.Sekretaris: Akademi Sekretaris
14.Medis: Dokter
15.Perawat:Akademi Keperawata
16.Sopir dan Satpam: SMK / SMU
17.Pesuruh dan Cleaning Service : SMP / sederajat
1. Direktur Utama
Direktur utama mengemban tugas dalam memimpin, mengkordinasikan dan mengendalikan semua kegiatan pengelolaan yang telah ditetapkan dalam rangka pengembangan kemajuan yang meliputi semua bidang perusahaan. Dalam menjalankan tugasnya, Direktur Utama dibantu oleh empat orang direksi untuk mengurus kegiatan-kegiatan pada bidangnya masing-masing. Keempat Direksi tersebut yaitu :
1) Direktur Produksi.
2) Direktur Penelitian dan Pengembangan (Litbang).
3) Direktur Keuangan.
4) Direktur Pemasaran.
Disamping itu Direktur Utama mengawasi langsung kegiatan yang terjadi di Departemen Pengawasan Intern. Departemen ini dibantu oleh dua Biro, yaitu Biro Pengawasan Opeasional dan Biro Keuangan, serta dibantu oleh beberapa seksi.
2. Direktur Produksi
Direktur produksi bertugas membantu direktur utama dan mengawasi langsung kegiatan yang terjadi pada empat departemen yaitu :
a. Dep. Operasi Terak
Departemen ini melaksanakan tugasnya membawahi Biro Operasi B, Biro Pemeliharaan Mesin B, dan Biro Pemeliharaan Listrik dan Instrument B.
dimana ketiga Biro ini dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh beberapa seksi.
b. Dep. Produksi Semen
Departemen membawahi Biro Operasi C, Biro Pemeliharaan Mesin C, Biro Pemeliharaan Listrik dan Instrument C, serta dibantu oleh beberapa seksi.
c. Dep. Teknik dan Utilitas
Dalam melaksanakan tugasnya, departemen ini dibantu oleh Biro Bengkel, Biro Keselamatan Kerja, Biro Perencanaan Teknik dan Lingkungan serta Biro Energi, serta dibantu oleh beberapa seksi.
d. Dep. Produksi Bahan Baku
Departemen ini membawahi Biro Penambangan, Biro Pemeliharaan Alat Berat, Biro Operasi A, dan seperti departemen –departemen lainnya, departemen ini juga membawahi beberapa seksi dalam menjalankan tugasnya.
3. Direktur Penelitian dan Pengembangan (Litbang)
Direktur Penelitian dan Pengembangan bertugas membantu direktur utama dalam melaksanakan penelitian dan pengembangan sumber daya manusia. Direktur ini dibantu oleh tiga departemen, yaitu :
a. Dep. Litbang Manajemen
Departemen ini dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh Biro Litbang system perusahaan dan manajemen, Biro Litbang pengembangan usaha, dan dibantu beberapa seksi.
b. Dep. Litbang Teknis
Departemen ini membawahi dua Biro dalam menjalankan tugasnya yaitu, Biro Litbang Teknis & QA, dan Biro Perencanaan Pengendalian Proses, serta dibantu oleh beberapa seksi.
c. Dep. Pengadaan dan Pengelolaan Persediaan
Dalam menjalankan tugasnya, departemen ini membawahi tiga Biro yaitu, Biro Pengadaan, Biro Gudang, Biro Pengadaan Jasa, serta membawahi bebrapa seksi.
4. Direktur Keuangan
Direktur keuangan bertugas membantu dan mengawasi langsung kegiatan yang terjadi pada tiga departemen yaitu :
a. Dep. Akuntansi
Departemen ini dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh Biro Akuntansi Keuangan, Biro Akuntansi Manajemen, serta dibantu oleh beberapa seksi.
b. Dep. Sumber Daya Manusia
Departemen ini membawahi Biro Kepegawaian, Biro Pembelajaran, dan Biro Pelayanan Kesehatan yang dibantu oleh beberapa seksi.
c. Dep. Treasury
Departemen ini merupakan departemen yang baru dibentuk membantu direktur keuangan. Departemen ini membawahi Biro Pengelolaan Dana dan Pajak, Biro Pengelolaan Utang-Piutang dan Asset, dan masing-masing dibantu oleh beberapa seksi, salah satunya seksi Perbendaharaan.
5. Direktur Pemasaran
Direktur Pemasaran bertugas membantu direktur utama dalam mengawasi secara langsungpada dua departemen yaitu :
a. Dep. Pemasaran
Departemen ini membawahi Biro Pemasaran wilayah I, Biro Pemasaran wilayah II, Biro Pemasaran wilayah III, Biro Perencanaan dan Administrasi Pemasaran dan dibantu oleh beberapa seksi.
b. Dep. Distribusi
Departemen ini membawahi Biro Distribusu I, Biro Distribusi II, dan Biro Perencanaan dan Pengendalian Semen dan Kantong, serta Biro Unit Pengantongan, dan dibantu oleh beberapa seksi.
Direktur utama mengemban tugas dalam memimpin, mengkordinasikan dan mengendalikan semua kegiatan pengelolaan yang telah ditetapkan dalam rangka pengembangan kemajuan yang meliputi semua bidang perusahaan. Dalam menjalankan tugasnya, Direktur Utama dibantu oleh empat orang direksi untuk mengurus kegiatan-kegiatan pada bidangnya masing-masing. Keempat Direksi tersebut yaitu :
1) Direktur Produksi.
2) Direktur Penelitian dan Pengembangan (Litbang).
3) Direktur Keuangan.
4) Direktur Pemasaran.
Disamping itu Direktur Utama mengawasi langsung kegiatan yang terjadi di Departemen Pengawasan Intern. Departemen ini dibantu oleh dua Biro, yaitu Biro Pengawasan Opeasional dan Biro Keuangan, serta dibantu oleh beberapa seksi.
2. Direktur Produksi
Direktur produksi bertugas membantu direktur utama dan mengawasi langsung kegiatan yang terjadi pada empat departemen yaitu :
a. Dep. Operasi Terak
Departemen ini melaksanakan tugasnya membawahi Biro Operasi B, Biro Pemeliharaan Mesin B, dan Biro Pemeliharaan Listrik dan Instrument B.
dimana ketiga Biro ini dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh beberapa seksi.
b. Dep. Produksi Semen
Departemen membawahi Biro Operasi C, Biro Pemeliharaan Mesin C, Biro Pemeliharaan Listrik dan Instrument C, serta dibantu oleh beberapa seksi.
c. Dep. Teknik dan Utilitas
Dalam melaksanakan tugasnya, departemen ini dibantu oleh Biro Bengkel, Biro Keselamatan Kerja, Biro Perencanaan Teknik dan Lingkungan serta Biro Energi, serta dibantu oleh beberapa seksi.
d. Dep. Produksi Bahan Baku
Departemen ini membawahi Biro Penambangan, Biro Pemeliharaan Alat Berat, Biro Operasi A, dan seperti departemen –departemen lainnya, departemen ini juga membawahi beberapa seksi dalam menjalankan tugasnya.
3. Direktur Penelitian dan Pengembangan (Litbang)
Direktur Penelitian dan Pengembangan bertugas membantu direktur utama dalam melaksanakan penelitian dan pengembangan sumber daya manusia. Direktur ini dibantu oleh tiga departemen, yaitu :
a. Dep. Litbang Manajemen
Departemen ini dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh Biro Litbang system perusahaan dan manajemen, Biro Litbang pengembangan usaha, dan dibantu beberapa seksi.
b. Dep. Litbang Teknis
Departemen ini membawahi dua Biro dalam menjalankan tugasnya yaitu, Biro Litbang Teknis & QA, dan Biro Perencanaan Pengendalian Proses, serta dibantu oleh beberapa seksi.
c. Dep. Pengadaan dan Pengelolaan Persediaan
Dalam menjalankan tugasnya, departemen ini membawahi tiga Biro yaitu, Biro Pengadaan, Biro Gudang, Biro Pengadaan Jasa, serta membawahi bebrapa seksi.
4. Direktur Keuangan
Direktur keuangan bertugas membantu dan mengawasi langsung kegiatan yang terjadi pada tiga departemen yaitu :
a. Dep. Akuntansi
Departemen ini dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh Biro Akuntansi Keuangan, Biro Akuntansi Manajemen, serta dibantu oleh beberapa seksi.
b. Dep. Sumber Daya Manusia
Departemen ini membawahi Biro Kepegawaian, Biro Pembelajaran, dan Biro Pelayanan Kesehatan yang dibantu oleh beberapa seksi.
c. Dep. Treasury
Departemen ini merupakan departemen yang baru dibentuk membantu direktur keuangan. Departemen ini membawahi Biro Pengelolaan Dana dan Pajak, Biro Pengelolaan Utang-Piutang dan Asset, dan masing-masing dibantu oleh beberapa seksi, salah satunya seksi Perbendaharaan.
5. Direktur Pemasaran
Direktur Pemasaran bertugas membantu direktur utama dalam mengawasi secara langsungpada dua departemen yaitu :
a. Dep. Pemasaran
Departemen ini membawahi Biro Pemasaran wilayah I, Biro Pemasaran wilayah II, Biro Pemasaran wilayah III, Biro Perencanaan dan Administrasi Pemasaran dan dibantu oleh beberapa seksi.
b. Dep. Distribusi
Departemen ini membawahi Biro Distribusu I, Biro Distribusi II, dan Biro Perencanaan dan Pengendalian Semen dan Kantong, serta Biro Unit Pengantongan, dan dibantu oleh beberapa seksi.
Untuk menentukan jam kerja, karyawan dibagi menjadi 2 kelompok,
yaitu :
1.
Karyawan non shift ( Daily
)
Karyawan non shift adalah karyawan yang tidak menangani
proses
produksi secara langsung. Karyawan non shift terdiri
dari Direktur,
Kepala Bagian, Kepala Seksi dan karyawan bagian
administrasi.
Karyawan non shift dalam satu minggu akan bekerja
selama 5 hari mulai jam 08.00 – 17.00 dengan masa istirahat selama 1 jam antara
jam 12.00 –13.00.
2.Karyawan shift
Karyawan shift adalah karyawan yang langsung menangani
proses
produksi atau mengatur bagian-bagian tertentu dari
pabrik yang
mempunyai hubungan dengan keamanan dan kelancaran
produksi.
Karyawan shift terdiri dari kepala regu dan operator
produksi,
sebagian dari bagian teknik dan bagian keamanan. Para karyawan
shift bekerja bergantian sehari semalam. Karyawan shift
dibagi dalam
3 shift dengan pengaturan sebagai berikut :
- Shift pagi :
pukul 08.00 – 16.00
- Shift sore : pukul 16.00 – 24.00
- Shift malam : pukul 24.00 – 08.00
Karyawan shift ini dibagi menjadi 4 regu, yaitu 3 regu
bekerja dan 1 regu
istirahat atau libur yang dilakukan secara bergantian.
Setiap regu
mendapat giliran 3 hari kerja dan 1 hari libur untuk
setiap shift dan masuk
lagi untuk shift berikutnya. Untuk hari libur nasional,
regu yang bertugas
tetap masuk diperhitungkan sebagai kerja lembur. Jadual
kerja dari
karyawan sift, dengan bentuk 3 hari kerja dan 1 hari
libur, dapat dilihat
pada tabel
JUNI
|
|||||
TANGGAL
|
HARI
|
REGU
|
|||
A
|
B
|
C
|
D
|
||
1
|
SENIN
|
P
|
S
|
M
|
L
|
2
|
SELASA
|
S
|
M
|
L
|
P
|
3
|
RABU
|
M
|
L
|
P
|
S
|
4
|
KAMIS
|
L
|
P
|
S
|
M
|
5
|
JUMAT
|
P
|
S
|
M
|
M
|
6
|
SABTU
|
S
|
M
|
P
|
S
|
7
|
MINGGU
|
M
|
S
|
P
|
P
|
8
|
SENIN
|
LIBUR
NASIONAL
|
|||
9
|
SELASA
|
S
|
M
|
L
|
P
|
10
|
RABU
|
M
|
L
|
P
|
S
|
11
|
KAMIS
|
L
|
P
|
S
|
M
|
12
|
JUMAT
|
P
|
S
|
M
|
M
|
13
|
SABTU
|
S
|
M
|
P
|
S
|
14
|
MINGGU
|
M
|
S
|
P
|
P
|
15
|
SENIN
|
P
|
S
|
M
|
L
|
16
|
SELASA
|
S
|
M
|
L
|
P
|
17
|
RABU
|
M
|
L
|
P
|
S
|
18
|
KAMIS
|
L
|
P
|
S
|
M
|
19
|
JUMAT
|
P
|
S
|
M
|
M
|
20
|
SABTU
|
S
|
M
|
P
|
S
|
21
|
MINGGU
|
M
|
S
|
P
|
P
|
22
|
SENIN
|
P
|
S
|
M
|
L
|
23
|
SELASA
|
S
|
M
|
L
|
P
|
24
|
RABU
|
M
|
L
|
P
|
S
|
25
|
KAMIS
|
L
|
P
|
S
|
M
|
26
|
JUMAT
|
P
|
S
|
M
|
M
|
27
|
SABTU
|
S
|
M
|
P
|
S
|
28
|
MINGGU
|
M
|
S
|
P
|
P
|
29
|
SENIN
|
P
|
S
|
M
|
L
|
30
|
SELASA
|
S
|
M
|
L
|
P
|
Keterangan :
P = Shift pagi
S = Shift sore
M = Shift malam
L = Libur
1.
Regu A
a.
Nama Karyawan :
Karyono
Hartono
Bambang
Totok
Edi Puji
Sugianto
Ridwan
2.
Regu B:
b.
Nama Karyawan:
Supeno
Mukhlis
Munir
Ahmad Sholeh
Mukhlas
Wibowo Harianto
Sudarman
3.
Regu C:
c.
Nama Karyawan:
Darsono
William
Stevan
Dono
Kasino
Indro
Radjiman
4.
Regu D
d.
Nama Karyawan:
Suryo
Edward
Eko
Beny
Nakajima
Tojo
Hideki
A.
Satuan Operasi:
a.
Setelah bahan baku didapatkan dari
penambangan, selanjutnya diangkut dengan dump truck.
b.
Bahan baku dihancurkan di dalam
crusher.
c.
Bahan baku tersebut dikirim menuju
tempat penyimpanan yaitu stock pile dan
bin.
d.
Pengumpanan bahan baku.
e.
Penggilingan dan pengeringan.
f.
Pencampuran dan homogenisasi
B.
Satuan Proses:
1.
Proses kalsinasi adalah sebagai berikut:
2.
Awal Pembentukan dicalsium silikat (C2S)
3.
Awal pembentukan tricalsium alumina (C3A)
4.
Awal pembentukan tetracalsium alumina ferrit
(C4AF)
5.
Awal pembentukan tricalsium silika (C3S)
6. Reaksi
Hiderasi
3Ca4(AlO3)2SO4).12H2O
OH)2+2Fe(OH)3
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Semen berasal dari kata Caementum
yang berarti bahan perekat yang mampu mempesatukan atau mengikat bahan-bahan
padat menjadi satu kesatuan yang kokoh. Bahan baku yang umumnya digunakan dalam
proses pembuatan semen adalah batu kapur, tanah liat, pasir silica, pasir besi,
gypsum. Sedangkan alat-alat yang digunakan dalam proses pembuatan semen
meliputi Unit Pengolahan Bahan (Raw Mill), Unit Pembakaran, Unit Penggilingan
Akhir, Unit Pengisian Packing. Proses pembuatan semen pada industri semen
secara garis besarnya adalah: Penggalian/Quarrying,
Penghancuran,
Pencampuran Awal, Penghalusan dan Pencampuran Bahan Baku, Pembakaran dan
Pendinginan Klinker, Penghalusan Akhir. Demikian pada akhirnya terproduksi
semen yang berkualitas tinggi.
3.2
Saran
Mengenai pembuatan makalah ini,
kami menyarankan kepada:
1.
Industri semen, untuk memproduksi
semen dengan menjaga kualitas tetap baik dan meminimalisasi limbah yang
ditimbulkan akibat proses pembuatan semen.
2.
Pemerintah, agar melakukan
pengawasan terhadap industri semen yang banyak berdiri di Indonesia mengenai
masalah penanggulangan limbah, kualitas produksi, dan masalah vital lainnya.
3.
Masyarakat, agar mendukung adanya
pengawasan kegiatan industri semen dan dampaknya terhadap lingkungan sekitar.
DAFTAR
PUSTAKA
4.
T.
Austin, George, Industri Proses Kimia, Jakarta: Erlangga, 1996.
5.
Untuk tahun 1991 sampai 2005 dari Departemen
Perindustrian, Direkterat Agro dan Kimia tahun 2006
Komentar
Posting Komentar