I.
JUDUL PRAKTIKUM
Pembuatan Sol Belerang dan Sol Fe(OH)3
II.
TUJUAN PRAKTIKUM
a.
Membuat
koloid dengan cara disperse
b.
Membuat
sol Fe(OH)3 dengan cara kondensasi
III.
DASAR TEORI
A.
Pembuatan Koloid dapat dilakukan dengan cara:
a. Cara
Dispersi
Secara prinsip
cara dispersi adalah pembuatan koloid dari partikel yang
lebih kasar.
1) Dispersi
mekanik: partikel besar digerus menjadi partikel koloid.
2) Dispersi
elektrolitik: sol platina emas atau perak dibuat dengan cara mencelupkan dua
kawat ke dalam air, dan diberi potensial tinggi. Suhu yang tinggi menyebabkan
uap logam mengkondensasi dan membentuk partikel koloid.
3) Peptisasi:
partikel kasar diubah menjadi partikel koloid dengan penambahan zat seperti air
atau zat lain yang disebut zat untuk peptisasi.
b. Cara Kondensasi
Secara
prinsip, cara kondensasi adalah pembuatan koloid dari partikel yang lebih halus
(larutan).
1)
Dengan reaksi kimia
Cara
reduksi(pembuatan sol emas)
Cara
oksidasi (pembuatan sol belerang)
Cara
hidrolisis(pembuatan sol feri hidroksida)
Dekomposisi rangkap(koloid As2S3)
2)
Pertukaran pelarut atau penurunan kelarutan
Contoh: Menuangkan
larutan jenuh belerang dalam alkohol ke dalam air. (Belerang lebih larut dalam
alkohol, sedangkan dalam air bisa membentuk koloid).
3)
Pendinginan berlebih
Koloid es dapat
dibuat dengan mendinginkan campuran pelarut organik seperti eter atau kloroform
dengan air.
B.
Efek Tyndall
Efek Tyndall
adalah penghamburan cahaya oleh larutan koloid, peristiwa di mana
jalannya sinar dalam koloid dapat terlihat karena partikel koloid dapat
menghamburkan sinar ke segala jurusan.Sifat pengahamburan cahaya oleh
koloid di temukan oleh John Tyndall, oleh karena itu sifat ini dinamakan
Tyndall. Efek dari Tyndall digunakan untuk membedakan system koloid dari
larutan sejati, contoh dalam kehidupan sehari – hari dapat diamati
dari langit yang tampak berwarna biru atau terkandang merah/oranye, debu dalam
ruangan akan terlihat jika ada sinar masuk melalui celah.
Efek Tyndall
juga dapat menerangkan mengapa langit pada siang hari berwarna biru, sedangkan
ketika matahari terbenam di ufuk barat berwarna jingga atau merah.
Hal tersebut dikarenakan penghamburan cahaya matahari oleh partikel-partikel
koloid di angkasa, dan tidak semua frekuensi sinar matahari dihamburkan dengan
intensitas yang sama.
IV.
ALAT:
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
V.
BAHAN:
|
|
|
|
|
||||||
|
|||||||
VI.
LANGKAH PRAKTIKUM :
Ø
PERCOBAAN
1
1.
Campurkan
1 sendok gula pasir dan satu sendok belerang ke dalam lumpang, kemudian
geruslah campuran tersebut sampai halus.
2.
Ambil
1 sendok teh campuran tersebut lalu campurkan dengan 1sendok gula pasir lalu
gerus sampai halus. (ulangi cara ini sampai 4 kali)
3.
Setelah
4 kali perlakuan, tuangkan sedikit campuran terakhir ked ala gelas kimia berisi
50 mL aquades dan kemudian diaduk.
4.
Saring
jika masih terbentuk endapan.
5.
Amati
sol belerang yang dihasilkan.
Ø
PERCOBAAN
2
1.
Panaskan
50 mL air suling di dalam gelas kimia 100 mL sampai mendidih.
2.
Tambahkan
25 tetes larutan FeCl3 jenuh, kemudian aduk sambil melanjutkan
pemanasan sampai campuran berwarna coklat merah.
3.
Amati
sol Fe(OH)3 yang terbentuk.
Ø
PERCOBAAN
3
1.
Ambillah
kalsium asetat dalam gelas kimia.
2.
Ambil
alcohol dalam gelas kimia
3.
Campurkan
alcohol ke dalam kalsium asetat sedikit demi sedikit.
4.
Amati
sol kalsium asetat yang terbentuk.
5.
Bakarlah
sol kalsium asetat.
6.
Amati
yang terjadi.
VII.
PERTANYAAN :
1.
Belerang
tidak dapat larut dalam air. Bagaimana belerang yang digerus bersama dengan
gula pasir dapat membentuk sol belerang?
2.
Apakah
fungsi gula dalam proses ini?
3.
Tuliskan
reaksi yang terjadi pada pembutan sol Fe(OH)3
4.
Mengapa
sol kalsium asetat yang ditambahkan alcohol jika dibakar menghasilkan api?
VIII.
HASIL PENGAMATAN :
Efek Tyndall
NO
|
SAMPEL
|
PENGAMATAN BERKAS SINAR
|
1
|
Aquades
|
Tidak dihamburkan
|
2
|
FeCl3
|
Tidak dihamburkan
|
3
|
Sol Fe(OH)3
|
Dihamburkan
|
4
|
Sol belerang
|
dihamburkan
|
IX.
ANALISIS DATA
Percobaan 1
Pada percobaan pertama dalam pembuatan sol Fe(OH)3. Langkah
pertama adalah dengan menuangkan 25 ml aquades ke dalam gelas kimia 100 ml yang
dipanaskan hingga mendidih. Setelah itu menambahkan ±20 tetes larutann FeCl3
jenuh sambil terus diaduk.Saat warna sudah berubah menjadi coklat kemerahan,
pemanasan dihentikan. Pemanasan tersebut ditujukan untuk mempercepat proses
pendispersian.Warna coklat kemerahan menunjukan bahwa sol Fe(OH)3
sudah terbentuk.Berdasarkan uraian di atas pembuatan sol Fe(OH)3 menggunakan
cara kondensasi, yaitu reaksi hidrolisis. Karena koloid tersebut dibuat dengan
menambahan air dan garam FeCl3.
Reaksi tersebut dapat dituliskan sebagai berikut :
FeCl3 (aq) +3H2O(l) → Fe(OH)3(koloid)+3HCl(aq)
Percobaan 2
Pada percobaan kedua dalam pembuatan sol belerang. Langkah pertama adalah
dengan mencampurkan 1 sendok gula pasir dan 1 sendok belerang ke dalam lumpang.
Lalu 1 sendok gula dan 1 sendok belerang digerus sampai halus. Tujuan digerus dan ditambahkan
dengan gula agar dapat diperoleh
tingkat kehalusan tertentu. Kemudian campuran tersebut
diambil 1 sendok untuk digerus lagi dengan 1 sendok gula pasir, kegiatan
tersebut dilakukan hingga 4 kali. Penambahan gula dimaksudkan sebagai pemecah
partikel belerang hingga dapat dilarutkan dengan air. Campuran terakhir
dituangkan sedikit ke dalam gelas kimia yang berisi aquades 20 ml kemudian
diaduk. Berdasarkan uraian di atas, pembuatan sol belerang menggunakan cara
dispersi, yaitu cara mekanik dengan menggerus gula sebagai zat inert dan
belerang.
Percobaan 3
Pencampuran
larutan kalsium asetat jenuh dengan alcohol 95% : menghasilkan gel yang pekat.
Kalsium asetat sukar larut dalam alkohol, tetapi mudah larut dalam air. Oleh
karena itu, gel kalsium asetat dibuat dengan cara melarutkan kalsium asetat
dalam air sehingga membentuk larutan jenuh. Selanjutnya, larutan jenuh tersebut
ditambahkan ke dalam alkohol hingga terbentuk gel.
Pembakaran
gel : menghasilkan api berwarna biru yang sangat baik untuk digunakan sebagai
pengganti paraffin dan sisa pembakarannya dapat digunakan lagi sebagai kalsium
asetat padat.
X.
PEMBAHASAN
PERTANYAAN
1.
Belerang memiliki sifat hidrofob sehingga
belerang tidak dapat larut dalam air. Pada pembuatan sol belerang kita lakukan
dengan cara dispersi yaitu dengan pemecahan partikel kasar menjadi partikel
koloid melalui cara penghalusan dengan gula dan mengaduknya dalam air. Fungsi
gula adalah sebagai stabilitator. Pembuktian percobaan ini sama dengan
pembuktian pada sol Fe(OH)3 yaitu dengan memanfaatkan Efek Tyndall.
Hasilnya, terjadi penghamburan cahaya pada larutan tersebut, sehingga larutan
tersebut merupakan sistem koloid yang dikenal dengan sol belerang. Tujuan digerus dan
ditambahkan dengan gula agar dapat diperoleh tingkat kehalusan tertentu.
2.
Fungsi
gula Pemecah partikel belerang sehingga dapat dilarutkan dalam air dan sebagai
stabilitator.
3.
FeCl3 (aq) +3H2O(l) → Fe(OH)3(koloid)+3HCl(aq)
4.
Karena adanya penambahan alcohol menyebabkan
nyala api jika dibakar. Pembakaran
alkohol memberikan nyala biru dengan api sedang.
XI.
SIMPULAN
1.
Ada beberapa cara dalam membuat koloid, yaitu cara kondensasi dan cara
dispersi. Cara kondensasi yaitu dengan menggabungkan partikel-partikel halus
menjadi lebih kasar melalui suatu reaksi kimia. Dalam percobaan ini dapat dilakukan dengan
cara hidrolisis .Sedangkan cara dispersi yaitu dengan memecah partikel-partikel kasar menjadi
partikel yang lebih halus atau partikel koloid.
2.
Pembuatan koloid sol besi Fe(OH)3
dengan cara kondensasi yaitu
hidrolisis, di sini garam FeCl dilarutkan dalam air. Sedangkan pembuatan sol belerang menggunakan cara dispersi yaitu
dengan menggerus serbuk belerang dengan gula pasir sehingga diperoleh
campuran yang lebih halus, kemudian campuran dilarutkan dalam air dan diaduk hingga menghasilkan suatu koloid. Pembuatan koloid kalsium asetat merupakan cara
pembuatan koloid kondensasi.
3.
Salah satu sifat koloid adalah efek tyndall. Saat suatu
koloid diuji dengan menggunakan senter maka koloid tersebut akan menghamburkan
cahaya dan seberkas cahaya dapat diamati tetapi partikel terdispersinya tidak
terlihat. Dalam percobaan diperoleh bahwa larutan gula dan air tidak
menghamburkan cahaya dan tidak terlihat berkas cahaya. Sol belerang ketika
disinari oleh senter, koloid – koloid tersebut menghamburkan cahayanya, karena
efek tyndall yang dihasilkan oleh partikel koloid tersebut.
Komentar
Posting Komentar