Langsung ke konten utama

Langit, Laut, dan….

Langit, Laut, dan….
Dulu, ada seorang gadis kecil yang selalu memakai jubah dan tudung berwarna biru gelap. Gadis itu tinggal di sebuah kota di dekat pantai. Dia amat sangat menyukai bintang-bintang, oleh karena itu setiap hari dia pergi ke pantai dan melihat bintang-bintang yang bertaburan di bentangan langit malam.
Angin darat bertiup kencang ke arah laut membuat gadis kecil itu lebih erat mengatupkan tudung birunya. Ombak laut bergulung dan berdebur di samping kakinya sementara dia terus melangkah di bibir laut. Suara kisikan angin dan deburan ombak membuatnya merasakan sesuatu dalam dadanya, seakan ada yang berdeburan juga dalam hatinya.

Laut yang ganas, laut yang penuh misteri. Aku tidak bisa melepaskan diriku dari perasaan ini.

Semakin jauh dia melangkahkan kakinya, semakin dia terpesona dengan laut. Kemudian seakan ada batas horizon yang semu, langit membentuk cekungan raksasa dan berakhir di batas itu. warna hitamnya sedikit memucat karena cahaya bulan. Hitam yang pucat itu dihiasi oleh kumpulan titik-titik kecil yang berpendar. Gadis itu berhenti sejenak dan menghitung titik-titik cahaya itu, tapi baru pada hitungan ke tujuh dia sudah kehilangan jejak perhitungannya.

Dari mana aku memulai? Sudah sampai di mana aku menghitung?

Ketika dia memperluas jangkauan pandangannya, dia terkesima. Gadis kecil itu tidak mungkin mampu menghitung jumlahnya. Ada ratusan, ribuan, jutaan, atau bahkan milyaran titik cahaya di sana. Gadis itu melangkah lebih jauh. Hatinya semakin bergemuruh.

Langit yang angkuh, langit yang misterius. Aku tidak bisa melepaskan diriku dari perasaan ini.

Dia bertekad pada dirinya sendiri akan terus berjalan menyusuri tepi pantai ini hingga menemukan ujungnya. Dia berjanji akan naik ke tempat yang paling tinggi untuk dapat mengambil titik-titik cahaya bintang itu. Gadis kecil itu ingin mengambil bintang satu persatu, mengumpulkannya dan mengantonginya dalam saku jubahnya.
Dia ingin terus berjalan dan terikat dengan laut yang berbatasan dengan langit. Dia ingin menyusuri malam hingga sampai pada batas horizon. Mungkinkah di sana ada ujung laut dan ujung langit yang bersatu?
Gadis itu terus saja berjalan. Angin masih berhembus kencang, laut masih pasang. Cekungan langit yang dipandanginya masih ditempeli bintang-bintang….
AAA

“Apa yang terjadi selanjutnya pada gadis itu?” Tanyaku dalam hati.
Kemarin aku menemukan sebuah buku cerita bergambar di sebuah ruangan kecil di pojokan rooftop. Saat aku melihat judulnya dan cover buku cerita itu, aku tidak bisa memikirkan hal lain dengan fokus. Apapun yang ditulis dalam buku cerita itu, semuanya tergambar jelas dalam benakku. Langit, Laut, dan Gadis Berjubah Biru. Judul buku itu saja sudah membuat adrenalinku meningkat.
Aku mendongak ke atas. Aku tengah berada di rooftop malam ini. Memandangi langit sambil memikirkan buku cerita bergambar itu.
Langit di atasku hitam pucat seperti pada buku cerita itu. tapi tidak ada laut, dan bintang-bintang yang kulihat tidak sebanyak yang dilihat gadis itu. mungkin karena light pollution.
“Buku cerita ini sangat aneh. Tapi aku coba buka saja segelnya.”
Kataku lagi bermonolog. Aku tengah menggenggam sebuah kunci kecil yang juga kutemukan dalam ruangan yang sama tempat aku menemukan buku itu. entah mengapa bagian akhir dari cerita ini disegel dan harus dibuka dengan kunci.
Aku memasukkan kunci ke lubang kunci. Suara ‘cklek’ meyakinkanku itu kunci yang sesuai dan segel telah terbuka. Aku membuka halaman pertama dari bab terakhir dan aku melihat gambar ilustrasinya lalu melanjutkan membaca…

Kaki kecil gadis itu terus melangkah jauh, membawanya amat jauh hingga melampaui kota. Tidak ada pemukiman lagi di sekitar situ. Makhluk yang ada hanyalah hewan-hewan kecil, serangga, hewan air, pasir-pasir, pepohonan, dan dirinya adalah satu-satunya manusia.
Gadis kecil itu tidak pernah merasakan lelah. Kemisteriusan alam di sekitarnya membuat Sang Gadis Kecil tidak merasakan apa-apa selain terperdaya.
Lebih jauh lagi…lebih jauh lagi…
Teruslah berjalan dan tetaplah terikat dengan pemandangan ini.
Gadis itu tidak pernah tau seberapa lama dia telah berjalan, dan seberapa jauh dia telah meninggalkan kota. Gadis itu terus saja melangkah.
Temukan horizon…kumpulkan semua bintang-bintang itu…
Semakin jauh dan semakin jauh…
Gadis itu semakin jauh hingga ia samar terlihat. Dia menuju ke arah mana? Tiada yang mengetahuinya.
Keberadaannya semakin samar.
Lebih jauh lagi, dia nampak seperti siluet hitam….
Dan akhirnya dia menghilang dari pandangan….
----Selesai----

 Ari Sofiyanti

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI

KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan laporan prakikum ini yang berjudul “Bioteknologi Konvensional Pembuatan Kue Donat”. Laporan praktikum ini berisikan mengenai pemanfaatan bioteknologi konvensional dalam bidang pangan yaitu dalam pembuatan kue donat, cara-cara pembuatan kue donat, dan referensi mengenai proses fermentasi oleh ragi. Kami me nyadari bahwa laporan praktikum ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan laporan praktikum ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan laporan praktikum ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin. Tuban, 18 Februari 2014                                      Penulis BAB I PENDAHULUAN

20 Mei 2014

20 Mei 2014 Ini tahun kelulusan Ginko. Yuhuu. Lulus SMA itu berasa gimana gitu. Kebingungan-kebingungan makin banyak melanda, mau meneruskan dimana, rencana A, rencana B, rencana C mencuat-cuat di kepala. Jujur, ketika daftar SNMPTN saya sudah yakin diterima *pede. Tapi, pengalaman super bingung saya alami ketika daftar ulang dengan mengisi form online yang datanya memusingkan. Ini tanya ini, yang itu tanya itu. Lebih pusing lagi pergi ke kampusnya. Oke, itu karena memang saya buta arah. Entah mengapa saya sangat sulit untuk mengingat jalan, ingatan saya memang bukan tergolong kuat tapi tidak beruntungnya masalah mengingat jalan ini sangat merepotkan. dan ini mengapa saya sering kesasar. Setelah pusing dengan berkas-berkas daftar ulang, Ginko verifikasi keuangan tanggal 11 deh. Lhah, masalah lain menanti. UKT oh UKT… *bikin galau gelesotan di lantai.   Terlepas dari semua itu, malam hari saat Ginko pulang dari UNAIR, Ginko mendengar berita di televisi mengenai   mbak Raeni

Praktikum kimia unsur periode 3

       I.             JUDUL PRAKTIKUM  : UNSUR PERIODE KE-3     II.             TUJUAN PRAKTIKUM : Menyelidiki beberapa sifat unsure-unsur periode ke-3   III.             DASAR TEORI Unsur-unsur periode ketiga memiliki jumlah kulit elektron yang sama, yaitu tiga kulit. Akan tetapi konfigurasi elektron dari masing-masing unsur berbeda, hal ini akan menyebabkan sifat-sifat kimia yang berbeda. Dari kiri ke kanan unsur periode ketiga berturut-turut adalah natrium (Na), magnesium (Mg), aluminium (Al), silikon (Si), fosfor (P), belerang (S), klor (Cl) dan argon (Ar). Na, Mg, dan Al merupakan unsur logam, Si semilogam, P, S dan Cl nonlogam, Ar gas mulia.   Unsur Na Mg Al Si P S Cl Ar Nomor atom 11 12 13 14 15 16 17 18 Susunan elektron 2-8-1 2-8-2 2-8-3 2-8-4 2-8-5 2-8-6