Postingan ini adalah hasil dari bongkar-bongkar file semester 5 daaaannn.... akhirnya menemukan jejak tugas fisiologi hewan bab homeostasis ginjal.
Ini dia adaptasi homeostasis ginjal ikan berglomerulus vs ginjal aglomerulus
Ini dia adaptasi homeostasis ginjal ikan berglomerulus vs ginjal aglomerulus
Adaptasi ikan berglomerulus :
Ikan
air tawar adalah ikan yang menghabiskan sebagian atau seluruh hidupnya di air
tawar, seperti sungai dan danau, dengan salinitas kurang dari 0,05%. Dalam
banyak hal, lingkungan air tawar berbeda dengan lingkungan perairan laut, dan
yang paling membedakan adalah tingkat salinitasnya. Untuk bertahan di air
tawar, ikan membutuhkan adaptasi fisiologis yang bertujuan menjaga keseimbangan
konsentrasi ion dalam tubuh.
Empat puluh satu persen dari seluruh spesies ikan diketahui berada di air tawar. Hal ini karena
spesiasi yang cepat yang menjadikan habitat yang terpencar menjadi mungkin
untuk ditinggali.
Ikan
air tawar berbeda secara fisiologis dengan ikan laut dalam beberapa aspek.
Insang mereka harus mampu mendifusikan air sembari menjaga kadar garam dalam
cairan tubuh secara simultan. Adaptasi pada bagian sisik ikan juga memainkan
peran penting; ikan air tawar yang kehilangan banyak sisik akan mendapatkan
kelebihan air yang berdifusi ke dalam kulit, dan dapat menyebabkan kematian
pada ikan.
Karakteristik
lainnya terkait ikan air tawar adalah ginjalnya yang berkembang dengan baik.
Ginjal ikan air tawar berukuran besar karena banyak air yang melewatinya.
Banyak
spesies bereproduksi di air tawar namun menghabiskan sebagian besar
kehidupannya di laut. Mereka dikenal dengan nama ikan anadromous, meliputi
salmon, trout, dan stickleback. Beberapa ikan, secara berlawanan, lahir di laut
dan hidup di air tawar, misalnya belut.
Ikan
teleostei yang hidup di air tawar cenderung bersifat hyperosmotik ke lingkungan
mereka dan sebagai konsekuensinya, maka air masuk melalui mekanisme osmosis dan
ketersediaan garam yang sedikit. Untuk mengatasi hal ini dengan difusi, NaCl yang
rendah diganti dengan serapan aktif di insang dan surplus air diekskresikan
oleh ginjal. Untuk menjaga air dan garam berada dalam keseimbangan, kebanyakan ikan air tawar memiliki
nefron ginjal khas vertebrata yang mencakup glomerulus, tubulus proksimal,
tubulus distal dancollecting duct; tubulus glomeruli dan distal yang sebagian
besar bertanggung jawab untuk ekskresi air.
Spesies
yang bermigrasi antara air laut dan air tawar membutuhkan adaptasi pada kedua
lingkungan. Ketika berada di dalam air laut, mereka harus menjaga konsentrasi
garam dalam tubuh mereka lebih rendah dari pada lingkungannya. Ketika berada di
air tawar, mereka harus menjaga kadar garam berada di atas konsentrasi
lingkungan sekitarnya. Banyak spesies yang menyelesaikan masalah ini dengan
berasosiasi dengan habitat berbeda pada berbagai tahapan hidup. Belut, bangsa
salmon, dan lamprey memiliki toleransi salinitas di berbagai tahap kehidupan
mereka.
Adaptasi ikan aglomeruli:
Ikan
yang hidup di air laut mempunyai tekanan osmosis lebih rendah dari tekanan
osmosis air laut. Agar ikan tidak mati kekeringan karena air di dalam sel tubuh
ikan akan tertarik oleh air laut maka ikan yang hidup di air laut banyak minum
dan sedikit mengeluarkan urine, dan urine yang dikeluarkan pun pekat. Sedangkan
kelebihan garam yang turut terminum akan dikeluarkan lagi ke dalam air laut
melalui insang secara aktif, sedangkan Ikan yang hidup di air tawar mempunyai
tekanan osmosis lebih tinggi dari tekanan osmosis air tawar, keadaan demikian
menyebabkan air akan masuk secara osmosis ke dalam tubuh ikan. Supaya ikan
tidak kelebihan air atau kembung maka cara adaptasi dengan sedikit minum air
dan banyak mengeluarkan urine dan menggunakan insangnya secara aktif untuk
mengikat garam yang terlarut dalam air.
Berbeda
dengan hidup di air tawar, ikan teleostei di lingkungan laut dihadapkan dengan
dilema yang berlawanan, air cenderung keluar dan kadar garam yang tinggi. Dalam
lingkungan ini, glomeruli dan distal nefron, yang sesungguhnya berfungsi untuk
memfasilitasi ekskresi air di lingkungan air tawar, menjadi beban di lingkungan
air laut di mana air adalah sesuatu yang sangat penting dan premium. Dengan
demikian, untuk bertahan hidup di air laut, pengurangan dan penghambatan
glomerulus sampai batas tertentu menjadi penting bagi sebagian besar ikan
teleostei, sebuah adaptasi ini mencapai puncaknya pada spesies sekitar 30 ikan
yang bersifat aglomerular. Ikan aglomerular tidak hanya kekurangan glomeruli
tetapi juga tubulus distal, dan hal ini secara dramatis mengurangi ekskresi
air. Pembentukan urin oleh ginjal aglomerular terjadi terutama dari sekresi
tubular zat terlarut dan limbah. Namun, meski adaptasi ini agak ekstrim,
beberapa ikan aglomerular di laut mampu bertahan di lingkungan yang hipotonis dan
untuk melakukannya, harus menjaga keseimbangan
osmotik di air tawar tanpa mengeluarkan air dari ginjal glomerulus.
Toadfish, Opsanus beta, merupakan ikan teleostei aglomerular ditemukan di lingkungan yang didominasi laut.
Opsanus tau, adalah ikan
euryhaline meskipun memiliki ginjal aglomeruli. Di laboratorium, aglomerular Opsanus tau bisa bertahan hidup hanya beberapa minggu di air tawar
tetapi selama berbulan-bulan di 10% air laut dan melakukannya dengan
meningkatkan ekskresi ginjal dari Na +, Cl - dan SO4 2-,
mengakibatkan peningkatan pada aliran urin rate dan penurunan osmolalitas plasma.
Namun, ekskresi zat terlarut ini dari ginjal berkontribusi pada hilangnya Na + dan Cl -
untuk lingkungan yang sudah kehilangan ion. Untuk memulihkan zat terlarut tersebut, serapan
NaCl di insang dan serapan diet garam harus terjadi di usus.
Namun, mungkin ada faktor-faktor yang sampai saat ini telah diabaikan yang
berpotensi memungkinkan beberapa toadfish aglomerular untuk bertahan hidup
dalam lingkungan yang encer lebih baik daripada yang lain. Salah satu faktor
adalah usus, yang tidak hanya berperan dalam diet garam dan serapan hara tetapi
terlibat langsung dalam osmoregulasi ikan dalam garam dan hypersaline
lingkungan. Namun,
usus juga dapat memainkan peran penting dalam osmoregulasi dari teleostei aglomerular dalam lingkungan
yang encer. Bukti terbaru
menunjukkan bahwa usus
teleostei mampu mensekresi cairan yang dapat membantu keseimbangan air dalam
ikan aglomerular di lingkungan salinitas rendah.
Ginjal
Algomerular adalah ginjal yang kekurangan glomeruli telah berevolusi secara mandiri
di sejumlah kelompok famili ikan laut yang berbeda. Beberapa kelompok memiliki
glomerulus dan sebagian aglomerular, beberapa kelompok memiliki glomerulus
ketika berada di air tawar dan dengan migrasi ke laut menjadi beradaptasi aglomerular, dan ada juga yang
aglomerular sepanjang waktu selama hidupnya. Anggota kelompok ini termasuk kuda
laut dan pipefish.
Pada kuda laut, ekskresi kuda laut berbeda dari vertebrata
lain bahwa mereka tidak memiliki glomerulus. Glomerulus kurang optimal dalam
penyaringan limbah mereka. Dengan mengurangi filtrasi adalah cara untuk kuda
laut kembali menjadi hypoosmotic dari air laut. Karena mereka hypoosmotic
mereka harus minum air laut untuk tetap terhidrasi. Mereka mengeluarkan ion
natrium dan klorida melalui insang mereka, tetapi mereka harus mengeluarkan
ion-ion divalen magnesium dan sulfat dalam urin mereka. Untuk menghindari
energi besar yang dibutuhkan untuk menyerap kembali ion-ion, maka kuda laut
memiliki ginjal aglomeruli.
Pada ikan yang hidup di benua
antartika, mereka menghindari kebekuan karena mempunyai glikoprotein antibeku
dan berat molekul dari glikoprotein ini adalah beberapa ribu hingga 30.000.
Akan tetapi glomerulus dapat meloloskan protein dengan ukuran hingga 70.000,
sehingga glikoprotein antibeku dapat hilang karena filtrasi dari ginjal. Oleh
karena itu adaptasi ginjal aglomerular dikembangkan oleh ikan-ikan di kutub
selatan ini.
Kelebihan :
Kelebihan adaptasi ginjal berglomerulus maupun ginjal aglomerular akan
lebih menguntungkan tergantung dari keadaan lingkungan tempat habitat dari hewan-hewan
tersebut. Pada ikan yang hidup di air tawar telah mengembangkan adaptasi untuk
menjaga homeostasis tubuh sehingga tidak terjadi kerusakan sel ketika berada di
lingkungan yang encer. Ginjal berglomerulus akan lebih menguntungkan sebagai
alat filtrasi bagi ikan-ikan air tawar.
Berbeda
halnya dengan ikan yang hidup di lingkungan air tawar dengan air laut yang
memiliki kadar garam dan ion tinggi, maka hewan-hewan ini pun mengembangkan
adaptasi yang paling menguntungkan untuk hemeostasis tubuh mereka. Ginjal
aglomerular menjadi amat penting untuk menghindari sejumlah kerugian seperti
menghindari kehilangan energy yang besar untuk menyerap kembali ion-ion yang
hilang dan menghindari hilangnya glikoprotein antibeku yang sangat penting.
*maafkan dengan translasi yang acak-acakan dan sumbernya.... emm... lupa ini mengutip dari mana 😁😅
Komentar
Posting Komentar