MAKALAH BOTANI EKONOMI AGROWISATA BELIMBING BOJONEGORO
KLASIFIKASI DAN MORFOLOGI BELIMBING
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Geraniales
Famili : Oxalidaceae
Genus : Averrhoa
Spesies : Averrhoa carambola
Batang
Batang pada tanaman belimbing berkayu, berbentuk lingkaran dan berwarna coklat tua. Batang ini tumbuh ke atas tidak lurus karena termasuk jenis dikotomi. Batang belimbing tidak terlalu besar berdiameter sekitar 30 cm sangat kuat dan keras.
Akar
Jenis akar pada tanaman belimbing digolongkan dalam akar tunggang bercabang, berbentuk seperti kerucut lurus ke bawah. Terdapat cabang akar, serabut akar, bulu akar dan tudung akar. Pada masing-masing bagian akar mempunyai fungsi tersendiri.
Daun
Daun pada tanaman belimbing termasuk dalam kategori daun tidak lengkap dan kebanyakan berjumlah sembilan daun. Daun paling panjang 8,5 cm dan lebar sekitar 4 cm. pangkal daun berbentuk bulat sedangkan ujung daun berbentuk meruncing. Pada permukaan daun terlihat mengkilap.
Bunga
Bunga pada tanaman belimbing akan berwarna merah muda pada awalnya, dan tumbuh di ujung dahan. Belimbing termasuk tanaman yang mempunyai bunga lebat dan keluar di ketiak daun. Dalam bunga terdapat kelopak bunga, mahkota bunga dan tangkai bunga.
Biji
Biji buah berwarna coklat dengan diselimuti daging buah dan berbentuk pipih. Biji terdiri dari dua lapisan, lapisan berwarna coklat tua sedangkan lapisan dalam berwarna coklat tua.
AGROWISATA BELIMBING
Agrowisata Kebun Belimbing Ngringinrejo Bojonegoro adalah wisata perkebunan yang berlokasi Desa Ngeringinrejo, Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Kebun belimbing ini mulai buka tahun 2014. Kebun ini memiliki luas ± 19.3 hektar, dikelola oleh 80 pekebun. Setiap harinya kebun belimbing ini buka pukul 07.00 – 17.00 WIB . Tarif tiket untuk memasuki area agrowisata ini sebesar Rp.1000,00 perorang. Pengunjung dari luar kota kebanyakan dari Blora dan juga kota di Jawa Tengah lainnya. Selain itu pengunjung dari Tuban juga banyak.
Kebanyakan pengunjung datang bersama keluarga dan rombongan. Semakin hari, pengunjung Agrowisata Belimbing ini semakin ramai, terlebih pada hari-hari libur seperti di akhir pekan, libur hari besar atau libur panjang anak-anak sekolah. Rata-rata pengunjung setiap harinya bisa mencapai sekitar 300-400 orang, apabila hari libur bisa mencapai sekitar 8000 orang.
Fasilitas yang disediakan oleh perkebunan bagi para pengunjung antara lain kebun belimbing seluas 20,4 Ha dengan pohon-pohon belimbing yang berbuah rindang, 17 gasebo yang tersebar di area kebun, 36 pedagang belimbing, outbond, parkir, toilet, musholla, warung pojok, dan karaoke.
Kepemilikan pohon belimbing masing-masing orang berbeda dan tiap pohonnya dikelola oleh pemiliknya. Di desa ini, hampir seluruh warganya berprofesi sebagai petani belimbing.
Buah belimbing yang dijual rata-rata adalah varietas Bangkok Merah karena lebih digemari dan berukuran besar. Hal ini menjadikan buah belimbing ini sebagai salah satu produk andalan dan menjadi ikon Kabupaten Bojonegoro.
Di agrowisata ini pengunjung dibolehkan memetik buah belimbing sendiri dari pohonnya, selain itu kebanyakan pengunjung membeli buah belimbing dari lapak penjual. Untuk harga perkilonya berkisar Rp. 3.000 sampai Rp. 4.000,- untuk ukuran kecil dan 5.000,- sampai 8.000,- untuk ukuran besar/jumbo. Selain buah belimbing, pengunjung juga dapat membeli buah jambu dan menikmati oleh-oleh kerupuk belimbing dan aneka olahan berbahan dasar belimbing.
Untuk mempromosikan Agrowisata Belimbing ini, setiap bulannya ada iklan yang muncul di televisi nasional.
SEJARAH AGRO BELIMBING
Sebelum tahun 1984, daerah bantaran Bengawan Solo, sebelah utara Desa Ngringinrejo, para petani Desa Ngringinrejo secara total menanami lahannya dengan tanaman palawija, namun lahan mereka mengalami gagal panen di setiap tahunnya karena lahan tersebut hanya dapat ditanami pada musim penghujan saja. Karena itu, sebagian tokoh masyarakat Desa Ngringinrejo bersama Penyuluh Pertanian mengeluarkan inisiatif agar lahan yang semula tidak produktif menjadi produktif dan bahkan dapat menopang perekonomian masyarakat Desa Ngringirejo.
Pada Tahun 1984 setelah mendapatkan informasi bahwa di dearah Tuban, di Desa Siwalan terdapat tanaman belimbing, para tokoh dan penyuluh itu tergerak menanam tanaman belimbing di lahan mereka.
Berbagai hambatan dia hadapi pada saat itu, mulai dari cercaan dan hinaan dari para petani yang lain, namun Mbah Nur (perintis petani belimbing) tetap gigih berusaha. Setelah tanaman blimbing tersebut berumur kurang lebih 3-4 tahun, tanaman blimbing tersebut mulai menampakkan hasil, dia mulai berbuah dan dapat di panen, ternyata hasilnya lebih dari hasil tanaman palawija yang selama ini dia tanam, buah belimbing tersebut bisa menghasilkan 2 kali dan bahkan 3 kali lipat dari tanaman yang ditanam dilahan sebelumnya. Satu persatu para petani di kelompok tani Mekar Sari mulai tertarik dengan tanaman Belimbing yang ditanam Mbah Nur dan Mbah Wo tersebut dan hingga saat ini luasnya mencapai 18,5 Ha. dan belimbing menjadi tanaman unggulan di desa Ngringinrejo. Hingga saat ini petani belimbing berjumlah 104 orang petani.
Mulanya hasil belimbing hanya untuk tengkulak. Akan tetapi, karena banyak pengunjung yang datang pada saat dibukanya Bendungan Gerak Bengawan Solo yang lokasinya dekat dengan area perkebunan, akhirnya didirikanlah Agrowisata Kebun Belimbing Ngringinrejo Bojonegoro.
JENIS BELIMBING DI AGROWISATA
Adapun varietas yang berkembang di Desa Ngringinrejo antara lain:
Varietas Bangkok Merah.
Belimbing Bangkok Merah mempunyai ciri buahnya besar, daging buahnya tebal dan apabila sudah masak berwarna kuning kemerahan, berukuran panjang 15-20 cm dengan tepi lingirnya hijau dan rasanya manis.
Varietas Blitar
Belimbing Blitar mempunyai ciri buahnya berukuran besar daging buahnya agak tipis, kalau masak berwarna kuning kemerahan dangan panjang buahnya 15-25 cm dan lingirnya kuning. Rasanya agak masam.
Varietas Demak
Beliming Demak memiliki ciri-ciri kulit buahnya tebal rasanya agak sepat atau kesat, ukurannya besar dan kalau masak berwarna kunig kemerahan.
Varietas Lokal
Ciri-cirinya adalah berukuran sedang panjang buahnya sekitar 8-10 cm rasanya manis dan kalau masak berwarna kuning kemerahan.
PEMBUDIDAYAAN BELIMBING
Tanaman belimbing agar dapat menghasilkan buah yang maksimal sangat perlu dilakukan penanganan secara intensif dan efisien, mulai dari pemeliharaan tanah, perawatan pohonnya hingga proses pemanenan dan pasca panen.
1. Pendangiran / pencangkulan dilakukan 2x dalam satu tahun.
2. Pemupukan dilakukan sebanyak 2x dalam setahun.
3. Pengairan dilakukan pada musim kemarau, dengan cara menggunakan pompa air dan sumber air yang diambil dari air bengawan solo.
4. Pengendalian hama
Bunga dan buah yang masih sangat muda (pentil) harus disemprot dengan sejenis obat agar perkembangan buah optimal dan tidak mudah gugur. Setelah buah berukuran sebesar ibu jari, penyemprotan dihentikan dan buah dibungkus dengan plastik agar tidak dihinggapi lalat buah yang kemudian bertelur di dalam buah. Jika lalat buah bertelur di dalam belimbing, buah belimbing menjadi busuk dan berulat. Pemblongsongan buah, dilakukan pada saat buah berumur kurang lebih 3 minggu sampai 1 bulan.
6. Pemangkasan cabang dilakukan pada saat yang bersamaan pada waktu pemblongsongan buah.
7. Peremajaan pohon dilakukan pada batang pohon yang hasil buahnya kurang bagus / local diganti dengan batang pohon yang kualitasnya bagus dengan cara okulasi (tempel)
8. Pemanenan. Panen buah belimbing biasanya pada umur 3 bulan, biasanya ditandai dengan buah berukuran besar dan ada perubahan warna pada buah. Buah belimbing yang semula berwarna hijau berubah berwarna kuning kemerahan. Buah belimbing bisa mengalami panen raya 2x sampai 3x panen dalam 1 tahun, Panen raya biasanya terjadi pada bulan Maret - April dan pada bulan November – Desember. Sedangkan pada bulan Januari - Februari - Mei - Juni - Juli - Agustus - September - Oktober mengalami panen biasa. Pada panen raya hasil bersih yang didapat dalam 1 Ha kurang lebih Rp. 15.000.000; - 20.000.000; / Ha, dan dipanen biasa dalam 1 Ha menghasilkan bersih kurang lebih Rp. 5.000.000 - 7.500.000; / Ha. Jadi hasil bersih dalam satu tahun sekitar Rp. 45.000.000; / tahun.
Hasil produksi buah Belimbing Desa Ngringinrejo sampai saat ini dipasarkan di berbagai wilayah yang antara lain Lamongan, Tuban, Rembang, Cepu, Semarang dan daerah sekitar Bojonegoro berupa buah segar, selain itu juga sebagian produksi buah Blimbing dijual berupa produk olahan.
PRODUK OLAHAN BELIMBING
Produk olahan belimbing berupa sari buah, kerupuk, jenang, sirup, selai, dodol, dan kripik belimbing. Adapun yang mengelola produk olahan belimbing tersebut adalah BKAD ( Badan Kerja Sama Antar Desa ) Surya Abadi. Pengurus desa yang memberikan pelatihan untuk membuat olahan belimbing tersebut dan pembuatan olahan belimbing dilakukan bersama - sama di satu tempat. Tidak semua pemilik kebun belimbing dapat mengikuti pelatihan. Pengurus desalah yang memilih siapa yang berhak mengikuti pelatihan. Alat pembuatan hanya dimiliki oleh yang mengikuti pelatihan.
Pembuatan produk olahan belimbing tidak dilaksanakan setiap hari atau setiap waktu, tetapi hanya di waktu-waktu tertentu saja misalnya sewaktu tahun baru, lebaran, natal, maupun hari-hari besar atau dibuat ketika ada pesanan saja. Hal ini dikarenakan tidak adanya pengawet sehingga produk tidak tahan lama sehingga pembuatan olahan tergantung adanya pesanan. Semua hasil produk olahan belimbing dijual dan dipasarkan di rumah produksi yang berada di dalam Agrowisata Kebun Belimbing.
*Mohon cantumkan sumber ketika Anda mengutip artikel/makalah ini
KLASIFIKASI DAN MORFOLOGI BELIMBING
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Geraniales
Famili : Oxalidaceae
Genus : Averrhoa
Spesies : Averrhoa carambola
Batang
Batang pada tanaman belimbing berkayu, berbentuk lingkaran dan berwarna coklat tua. Batang ini tumbuh ke atas tidak lurus karena termasuk jenis dikotomi. Batang belimbing tidak terlalu besar berdiameter sekitar 30 cm sangat kuat dan keras.
Akar
Jenis akar pada tanaman belimbing digolongkan dalam akar tunggang bercabang, berbentuk seperti kerucut lurus ke bawah. Terdapat cabang akar, serabut akar, bulu akar dan tudung akar. Pada masing-masing bagian akar mempunyai fungsi tersendiri.
Daun
Daun pada tanaman belimbing termasuk dalam kategori daun tidak lengkap dan kebanyakan berjumlah sembilan daun. Daun paling panjang 8,5 cm dan lebar sekitar 4 cm. pangkal daun berbentuk bulat sedangkan ujung daun berbentuk meruncing. Pada permukaan daun terlihat mengkilap.
Bunga
Bunga pada tanaman belimbing akan berwarna merah muda pada awalnya, dan tumbuh di ujung dahan. Belimbing termasuk tanaman yang mempunyai bunga lebat dan keluar di ketiak daun. Dalam bunga terdapat kelopak bunga, mahkota bunga dan tangkai bunga.
Biji
Biji buah berwarna coklat dengan diselimuti daging buah dan berbentuk pipih. Biji terdiri dari dua lapisan, lapisan berwarna coklat tua sedangkan lapisan dalam berwarna coklat tua.
AGROWISATA BELIMBING
Agrowisata Kebun Belimbing Ngringinrejo Bojonegoro adalah wisata perkebunan yang berlokasi Desa Ngeringinrejo, Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Kebun belimbing ini mulai buka tahun 2014. Kebun ini memiliki luas ± 19.3 hektar, dikelola oleh 80 pekebun. Setiap harinya kebun belimbing ini buka pukul 07.00 – 17.00 WIB . Tarif tiket untuk memasuki area agrowisata ini sebesar Rp.1000,00 perorang. Pengunjung dari luar kota kebanyakan dari Blora dan juga kota di Jawa Tengah lainnya. Selain itu pengunjung dari Tuban juga banyak.
Kebanyakan pengunjung datang bersama keluarga dan rombongan. Semakin hari, pengunjung Agrowisata Belimbing ini semakin ramai, terlebih pada hari-hari libur seperti di akhir pekan, libur hari besar atau libur panjang anak-anak sekolah. Rata-rata pengunjung setiap harinya bisa mencapai sekitar 300-400 orang, apabila hari libur bisa mencapai sekitar 8000 orang.
Fasilitas yang disediakan oleh perkebunan bagi para pengunjung antara lain kebun belimbing seluas 20,4 Ha dengan pohon-pohon belimbing yang berbuah rindang, 17 gasebo yang tersebar di area kebun, 36 pedagang belimbing, outbond, parkir, toilet, musholla, warung pojok, dan karaoke.
Kepemilikan pohon belimbing masing-masing orang berbeda dan tiap pohonnya dikelola oleh pemiliknya. Di desa ini, hampir seluruh warganya berprofesi sebagai petani belimbing.
Buah belimbing yang dijual rata-rata adalah varietas Bangkok Merah karena lebih digemari dan berukuran besar. Hal ini menjadikan buah belimbing ini sebagai salah satu produk andalan dan menjadi ikon Kabupaten Bojonegoro.
Di agrowisata ini pengunjung dibolehkan memetik buah belimbing sendiri dari pohonnya, selain itu kebanyakan pengunjung membeli buah belimbing dari lapak penjual. Untuk harga perkilonya berkisar Rp. 3.000 sampai Rp. 4.000,- untuk ukuran kecil dan 5.000,- sampai 8.000,- untuk ukuran besar/jumbo. Selain buah belimbing, pengunjung juga dapat membeli buah jambu dan menikmati oleh-oleh kerupuk belimbing dan aneka olahan berbahan dasar belimbing.
Untuk mempromosikan Agrowisata Belimbing ini, setiap bulannya ada iklan yang muncul di televisi nasional.
SEJARAH AGRO BELIMBING
Sebelum tahun 1984, daerah bantaran Bengawan Solo, sebelah utara Desa Ngringinrejo, para petani Desa Ngringinrejo secara total menanami lahannya dengan tanaman palawija, namun lahan mereka mengalami gagal panen di setiap tahunnya karena lahan tersebut hanya dapat ditanami pada musim penghujan saja. Karena itu, sebagian tokoh masyarakat Desa Ngringinrejo bersama Penyuluh Pertanian mengeluarkan inisiatif agar lahan yang semula tidak produktif menjadi produktif dan bahkan dapat menopang perekonomian masyarakat Desa Ngringirejo.
Pada Tahun 1984 setelah mendapatkan informasi bahwa di dearah Tuban, di Desa Siwalan terdapat tanaman belimbing, para tokoh dan penyuluh itu tergerak menanam tanaman belimbing di lahan mereka.
Berbagai hambatan dia hadapi pada saat itu, mulai dari cercaan dan hinaan dari para petani yang lain, namun Mbah Nur (perintis petani belimbing) tetap gigih berusaha. Setelah tanaman blimbing tersebut berumur kurang lebih 3-4 tahun, tanaman blimbing tersebut mulai menampakkan hasil, dia mulai berbuah dan dapat di panen, ternyata hasilnya lebih dari hasil tanaman palawija yang selama ini dia tanam, buah belimbing tersebut bisa menghasilkan 2 kali dan bahkan 3 kali lipat dari tanaman yang ditanam dilahan sebelumnya. Satu persatu para petani di kelompok tani Mekar Sari mulai tertarik dengan tanaman Belimbing yang ditanam Mbah Nur dan Mbah Wo tersebut dan hingga saat ini luasnya mencapai 18,5 Ha. dan belimbing menjadi tanaman unggulan di desa Ngringinrejo. Hingga saat ini petani belimbing berjumlah 104 orang petani.
Mulanya hasil belimbing hanya untuk tengkulak. Akan tetapi, karena banyak pengunjung yang datang pada saat dibukanya Bendungan Gerak Bengawan Solo yang lokasinya dekat dengan area perkebunan, akhirnya didirikanlah Agrowisata Kebun Belimbing Ngringinrejo Bojonegoro.
JENIS BELIMBING DI AGROWISATA
Adapun varietas yang berkembang di Desa Ngringinrejo antara lain:
Varietas Bangkok Merah.
Belimbing Bangkok Merah mempunyai ciri buahnya besar, daging buahnya tebal dan apabila sudah masak berwarna kuning kemerahan, berukuran panjang 15-20 cm dengan tepi lingirnya hijau dan rasanya manis.
Varietas Blitar
Belimbing Blitar mempunyai ciri buahnya berukuran besar daging buahnya agak tipis, kalau masak berwarna kuning kemerahan dangan panjang buahnya 15-25 cm dan lingirnya kuning. Rasanya agak masam.
Varietas Demak
Beliming Demak memiliki ciri-ciri kulit buahnya tebal rasanya agak sepat atau kesat, ukurannya besar dan kalau masak berwarna kunig kemerahan.
Varietas Lokal
Ciri-cirinya adalah berukuran sedang panjang buahnya sekitar 8-10 cm rasanya manis dan kalau masak berwarna kuning kemerahan.
PEMBUDIDAYAAN BELIMBING
Tanaman belimbing agar dapat menghasilkan buah yang maksimal sangat perlu dilakukan penanganan secara intensif dan efisien, mulai dari pemeliharaan tanah, perawatan pohonnya hingga proses pemanenan dan pasca panen.
1. Pendangiran / pencangkulan dilakukan 2x dalam satu tahun.
2. Pemupukan dilakukan sebanyak 2x dalam setahun.
3. Pengairan dilakukan pada musim kemarau, dengan cara menggunakan pompa air dan sumber air yang diambil dari air bengawan solo.
4. Pengendalian hama
Bunga dan buah yang masih sangat muda (pentil) harus disemprot dengan sejenis obat agar perkembangan buah optimal dan tidak mudah gugur. Setelah buah berukuran sebesar ibu jari, penyemprotan dihentikan dan buah dibungkus dengan plastik agar tidak dihinggapi lalat buah yang kemudian bertelur di dalam buah. Jika lalat buah bertelur di dalam belimbing, buah belimbing menjadi busuk dan berulat. Pemblongsongan buah, dilakukan pada saat buah berumur kurang lebih 3 minggu sampai 1 bulan.
6. Pemangkasan cabang dilakukan pada saat yang bersamaan pada waktu pemblongsongan buah.
7. Peremajaan pohon dilakukan pada batang pohon yang hasil buahnya kurang bagus / local diganti dengan batang pohon yang kualitasnya bagus dengan cara okulasi (tempel)
8. Pemanenan. Panen buah belimbing biasanya pada umur 3 bulan, biasanya ditandai dengan buah berukuran besar dan ada perubahan warna pada buah. Buah belimbing yang semula berwarna hijau berubah berwarna kuning kemerahan. Buah belimbing bisa mengalami panen raya 2x sampai 3x panen dalam 1 tahun, Panen raya biasanya terjadi pada bulan Maret - April dan pada bulan November – Desember. Sedangkan pada bulan Januari - Februari - Mei - Juni - Juli - Agustus - September - Oktober mengalami panen biasa. Pada panen raya hasil bersih yang didapat dalam 1 Ha kurang lebih Rp. 15.000.000; - 20.000.000; / Ha, dan dipanen biasa dalam 1 Ha menghasilkan bersih kurang lebih Rp. 5.000.000 - 7.500.000; / Ha. Jadi hasil bersih dalam satu tahun sekitar Rp. 45.000.000; / tahun.
Hasil produksi buah Belimbing Desa Ngringinrejo sampai saat ini dipasarkan di berbagai wilayah yang antara lain Lamongan, Tuban, Rembang, Cepu, Semarang dan daerah sekitar Bojonegoro berupa buah segar, selain itu juga sebagian produksi buah Blimbing dijual berupa produk olahan.
PRODUK OLAHAN BELIMBING
Produk olahan belimbing berupa sari buah, kerupuk, jenang, sirup, selai, dodol, dan kripik belimbing. Adapun yang mengelola produk olahan belimbing tersebut adalah BKAD ( Badan Kerja Sama Antar Desa ) Surya Abadi. Pengurus desa yang memberikan pelatihan untuk membuat olahan belimbing tersebut dan pembuatan olahan belimbing dilakukan bersama - sama di satu tempat. Tidak semua pemilik kebun belimbing dapat mengikuti pelatihan. Pengurus desalah yang memilih siapa yang berhak mengikuti pelatihan. Alat pembuatan hanya dimiliki oleh yang mengikuti pelatihan.
Pembuatan produk olahan belimbing tidak dilaksanakan setiap hari atau setiap waktu, tetapi hanya di waktu-waktu tertentu saja misalnya sewaktu tahun baru, lebaran, natal, maupun hari-hari besar atau dibuat ketika ada pesanan saja. Hal ini dikarenakan tidak adanya pengawet sehingga produk tidak tahan lama sehingga pembuatan olahan tergantung adanya pesanan. Semua hasil produk olahan belimbing dijual dan dipasarkan di rumah produksi yang berada di dalam Agrowisata Kebun Belimbing.
*Mohon cantumkan sumber ketika Anda mengutip artikel/makalah ini
Komentar
Posting Komentar