Langsung ke konten utama

Praktikum BIOKIMIA

DENATURASI DAN KOAGULASI PROTEIN

Tujuan penelitian ini adalah mengamati denaturasi dan koagulasi pada protein putih telur. Koagulasi protein adalah keadaan dimana protein tidak terdispersi sebagai suatu koloid karena unit ikatan yang terbentuk cukup banyak sehingga terjadi penggumpalan yang tidak larut air.
Denaturasi protein adalah modifikasi atau perubahan struktur sekunder, tersier, atau kuartener dari molekul protein, hal ini tidak termasuk rusaknya ikatan kovalen. Denaturasi adalah suatu proses dimana ikatan hydrogen dan interaksi hidrofobik rusak dan protein terlepas dari lipatan-lipatannya kemudian membentuk struktur random coil, bentuk dari molekul protein ini menjadi agregat (koagulasi). (Manoy, 2005).

Faktor-faktor yang dapat menyebabkan denaturasi protein adalah fakor fisika, misalnya pemanasan, pendinginan dan perusakan secara mekanis. Faktor kimia dengan perubahan pH ekstrim, kepolaran pelarut, penambahan bahan denaturan. Faktor biologi misalnya dengan enzim proteolitik.

Protein dalam putih telur adalah protein globular, misalnya albumin. Protein globular adalah protein dengan molekul kompak dimana rantai polipeptida melipat sehingga gugus R hidrofobik ada di tengah molekul dan gugus R hidrofilik di luar molekul yang menyebabkan protein globular larut air.(William, 2003).
Hasil percobaan menggunakan putih telur adalah, yang pertama dengan perlakuan pemanasan. Hasil pengamatan terlihatprotein putih telur menggumpal kemudian ditambahkan H2O, hasilnya protein tetap menggumpal. Pemanasan menyebabkan ikatan hydrogen menjadi kacau dan interaksi hidrofobik nonpolar terganggu. Hal ini terjadi karena pemanasan meningkatkan energy kinetic dan menyebabkan molekul bergetar atau bertabrakan dengan cepat dank eras sehingga ikatan-ikatan tersebut menjadi kacau. Akibat dari hal tersebut adalah struktur protein (sekunder, tersier atau kuartener) menjadi berubah dan perubahan ini tidak dapat kembali sehingga protein mengalami denaturasi (Ophardt, 2003).

Perlakuan yang kedua adalah dengan penambahan HCl 0,5 N. hasil pengamatan terlihat protein menggumpal berwarna putih. Setelah ditambahkan H2O protein tetap menggumpal, hal ini disebabkan karena protein telah terdenaurasi. Perubahan pH yang ekstrim dari pH stabil protein menyebabkan denaturasi karena area sensitif pada molekulprotein mendapatkan muatan-muatan yang sejenis, hal ini mengakibatkan penolakan internal. Energy penolakan elektrostatis sangat kecil dibanding interaksi yang lain, kebanyakan protein stabik di sekitar pH netral. Tetapi pH ekstrim membuat penolakan elektrostatis intramolekular sangat kuat sehinggamuatan yang besar membengkak dan lipatan-lipatannya terlepas dari molekul protein (Fennema, 1996).
Perlakuan yang ketiga adalah penambahan asam lemah yaitu CH3COOH (asam asetat). Hasil dari perlakuan ini adalah protein menggumpal atau mengalami koagulasi kemudian ditambahkan H2O protein ternyata larut kembali. Pada saat ditamahkan CH3COOH, ion H+ terikat pada gugs negative protein dengan hal ini, pH isoelektrik protein putih telur (albumin) akan bergeser dari pHi 4-4,5 sehingga pH menjadi lebih rendah. Hal ini menyebabkan protein mengalami koagulasi. Kemudian setelah ditambahkan H2O protein larut kembali. H2O bersifat mengencerkan asam asetat, H2O mengion menjadi H+ dan OH- kemudian ion H+ dari H2O akan tolak menolak dengan ion H+ dari asam asetat karena muatan positif akan menolak sesame muatan positif sehingga protein larut kembali (tidak koagulasi).

Perlakuan yang keempat adalah dengan menambahkan (NH4)2SO4. Hasilnya protein mengalami koagulasi. Kemudian ditambahkan H2O dan terlihat protein larut kembali. Penambahan ammonium sulfat (garam bersifat polar) lebih menarik air daripada protein putih telur, sehingga ammonium sulfat lebih larut dalam air daripada protein (solvasi). Hal ini mengakibatkan protein mengendap, ketika ditambahkan H2O garam menjadi berkonsentrasi rendah mengakibatkan protein menjadi bermuatan dari ion (NH4)2SO4 sehingga protein larut (tidak terdenaturasi).

Perlakuan yang kelima adalah dengan penambahan aseton, hasilnya protein putih telur koagulasi. Kemudian ditambahkan H2O, hasilnya protein tetap menggumpal. Hal tersebut menunjukkan bahwa protein telah terdenaturasi. Aseton merupakan pelarut non polar, sedangkan protein globular albumin bersifat polar, sehingga menyebabkan disosiasi gugus R yang hidrofobik pada protein. Hal tersebut karena gugus hidrofobik dari protein berinteraksi dengan pelarut non polar.

Kesimpulan

Pada perlakuan pemanasan, protein terdenaturasi karena tidak dapat larut kembali. Perlakuan asam kuat HCl protein terdenaturasi karena tidak dapat larut kembali. Perlakuan asam lemah CH3COOH protein tidak terdenaturasi hanya koagulasi karena dapat larut kembali. Perlakuan ditambah ammonium asetat protein tidak terdenaturasi karena dapat larut kembali (hanya koagulasi). Perlakuan ditambah aseton terdenaturasi karena tidak dapat larut kembali.

Daftar pustaka

Fennema, Owen R, 1996, Food Chemistry, New York: Marcel Dekker, Inc.
Manay, N.Shakuntala & Shadaksharaswamy, 2005, Foods Facts and Principals. New Delhi: New Age International (P) Limited Publishers.
Orphandt, Charles E, 2003, Denaturation of Proteins, Elmhurts College: Virtual Chembook.
William, Gareth, 2003, Advanced Biology for You, British: Stanley Thomas Ltd.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI

KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan laporan prakikum ini yang berjudul “Bioteknologi Konvensional Pembuatan Kue Donat”. Laporan praktikum ini berisikan mengenai pemanfaatan bioteknologi konvensional dalam bidang pangan yaitu dalam pembuatan kue donat, cara-cara pembuatan kue donat, dan referensi mengenai proses fermentasi oleh ragi. Kami me nyadari bahwa laporan praktikum ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan laporan praktikum ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan laporan praktikum ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin. Tuban, 18 Februari 2014                                      Penulis BAB I PENDAHULUAN

20 Mei 2014

20 Mei 2014 Ini tahun kelulusan Ginko. Yuhuu. Lulus SMA itu berasa gimana gitu. Kebingungan-kebingungan makin banyak melanda, mau meneruskan dimana, rencana A, rencana B, rencana C mencuat-cuat di kepala. Jujur, ketika daftar SNMPTN saya sudah yakin diterima *pede. Tapi, pengalaman super bingung saya alami ketika daftar ulang dengan mengisi form online yang datanya memusingkan. Ini tanya ini, yang itu tanya itu. Lebih pusing lagi pergi ke kampusnya. Oke, itu karena memang saya buta arah. Entah mengapa saya sangat sulit untuk mengingat jalan, ingatan saya memang bukan tergolong kuat tapi tidak beruntungnya masalah mengingat jalan ini sangat merepotkan. dan ini mengapa saya sering kesasar. Setelah pusing dengan berkas-berkas daftar ulang, Ginko verifikasi keuangan tanggal 11 deh. Lhah, masalah lain menanti. UKT oh UKT… *bikin galau gelesotan di lantai.   Terlepas dari semua itu, malam hari saat Ginko pulang dari UNAIR, Ginko mendengar berita di televisi mengenai   mbak Raeni

Praktikum kimia unsur periode 3

       I.             JUDUL PRAKTIKUM  : UNSUR PERIODE KE-3     II.             TUJUAN PRAKTIKUM : Menyelidiki beberapa sifat unsure-unsur periode ke-3   III.             DASAR TEORI Unsur-unsur periode ketiga memiliki jumlah kulit elektron yang sama, yaitu tiga kulit. Akan tetapi konfigurasi elektron dari masing-masing unsur berbeda, hal ini akan menyebabkan sifat-sifat kimia yang berbeda. Dari kiri ke kanan unsur periode ketiga berturut-turut adalah natrium (Na), magnesium (Mg), aluminium (Al), silikon (Si), fosfor (P), belerang (S), klor (Cl) dan argon (Ar). Na, Mg, dan Al merupakan unsur logam, Si semilogam, P, S dan Cl nonlogam, Ar gas mulia.   Unsur Na Mg Al Si P S Cl Ar Nomor atom 11 12 13 14 15 16 17 18 Susunan elektron 2-8-1 2-8-2 2-8-3 2-8-4 2-8-5 2-8-6