Sistem Ekskresi
Organ ekskresi pada crustace dewasa adalah sepasang struktur tubular yang terletak pada bagian ventral dari ujung esophagus anterior yang disebut dengan kelenjar antennal atau kelenjar maxillary, tergantung pada dimana mereka terbuka apakah di dasar antenna atau dasar maxilla kedua. Beberapa crustacean dewasa memiliki keduanya. Crustacean tidak memiliki tubulus Malpighi yang biasanya terdapat pada laba-laba dan insekta.
End sac (kantung akhir) dari kelenjar antennal mengandung vesikula kecil (saccule) dan massa sponge yang disebut labyrinth. Labyrinth berhubungan dengan dorsal bladder (ginjal dorsal) oleh tubulus ekskretori yang terbuka pada eksterior dengan pori di atas permukaan sentral dari segmen basal antennal. Tekanan hidrostatis pada hemocoel menghasilkan tenaga untuk menyaring cairan kepada end sac. Filtrate diekskresikan sebagai urin setelah resorpsi garam, asam amino, glukosa, dan sejumlah air.
Ekskresi dari sisa nitrogen (kebanyakan ammonia) dilakukan dengan difusi melewati area tipis pada kutikla khususnya insang. Crustacean air tawar seperti udang karang secara konstan terancam dengan pengenceran darah oleh air, yang berdifusi melewati insang dan permukaan tubuh yang permeable terhadap air. Kelenjar antennal membentuk larutan urin berkadar garam rendah yang berfungsi sebagai “flood control”. Beberapa ion Na+ dan Cl- dibuang ke urin tetapi kehilangan ini dikompensasi oleh absorpsi aktif dari garam terlarut oleh insang. Pada crustacean air laut seperti lbster dan kepiting , fungsi kelenjar antennal adalah untuk mengatur komposisi garam pada hemolimph dengan modifikasi selektif pada kandungan garam dari urin. Dengan pembentukan urin ini, darah tetap dalam keadaan isosmotic.
SISTEM SARAF DAN SENSOR
Sistem saraf pada crustacean dan annelida memiliki banyak kesaman, walapun pada crustacean ada lebih banyak fusi ganglia.
Otak crustacean terdiri atas sepasang supraesophageal ganglia yang mensuplai saraf ke mata dan ke dua pasang antenna. Ganglia ini terhubung dengan subesophageal ganglion, yaitu fusi dari sekurangnya 5 pasang ganglia yang mensuplai saraf ke mulut, appendages, esophagus, dan kelenjar antennal.
Tali saraf ventral ganda memiliki sepasang ganglia untuk setiap segmen dan saraf untuk appendages, otot, dan bagian lainnya. kemungkinan terdapat sistem safar simpatik yang berasosiasi dengan saluran pencernaan.
Crustacea memiliki organ sensor yang berkembang baik. Organ sensor yang paling besar pada udang karang adalah mata dan statocyst. Kemudian ada rambut tactile, yaitu tonjolan kutikula yang banyak di chelae, bagian mulut, dan telson. Senyawa kimia berupa rasa dan bau dapat dideteksi dengan reseptor yang ada di antennule, antenna, bagian mulut, dan tempat lainnya.
Statocyst adalah permukaan terbuka oleh pori dorsal pada segmen dasar setiap antenna pertama. Statocyst mengandung sensory setae yang terbentuk dari barisan chitin dan butiran pasir yang bertidak sebagai statolith. Ketika crustacean mengubah posisinya, maka akan mengubah posisi butiran-butirannya pada sensory setae yang kemudian diteruskan sebagai stimulus ke otak. Setiap kali molting atau ecdysis menyebabkan kehilangan barisan kutikular dari statocyst dan butiran pasirnya. Butiran yang baru diperlukan dari pori dorsal setelah ecdysis.
Mata pada kebanyakan crustacean adalah mata majemuk yang terdiri atas banyak unit fotoreseptor yang disebut ommatidia. Permukaan mata dilindungi oleh kornea yang terbagi menjadi kotak-kotak kecil atau heksagon bernama facet. Facet-facet ini membentuk permukaan luar ommatidia. Setiap ommatidium bertindak seperti mata kecil dan mengandung beberapa jenis sel yang berbentuk kolumnar. Sel berpigmen hitam berlokasi di antara batas ommatidia dan pergerakan pigmen pada mata majemuk arthropoda dapat digunakan untuk mengatur jumlah cahaya yang berbeda-beda. Ada 3 set sel pigmen pada tiap ommatidium. Untuk cahaya kuat (adapatasi siang hari) pigmen retina distal bergerak ke dalam dan bertemu dengan pigmen retina proximal yang bergerak keluar
Organ ekskresi pada crustace dewasa adalah sepasang struktur tubular yang terletak pada bagian ventral dari ujung esophagus anterior yang disebut dengan kelenjar antennal atau kelenjar maxillary, tergantung pada dimana mereka terbuka apakah di dasar antenna atau dasar maxilla kedua. Beberapa crustacean dewasa memiliki keduanya. Crustacean tidak memiliki tubulus Malpighi yang biasanya terdapat pada laba-laba dan insekta.
End sac (kantung akhir) dari kelenjar antennal mengandung vesikula kecil (saccule) dan massa sponge yang disebut labyrinth. Labyrinth berhubungan dengan dorsal bladder (ginjal dorsal) oleh tubulus ekskretori yang terbuka pada eksterior dengan pori di atas permukaan sentral dari segmen basal antennal. Tekanan hidrostatis pada hemocoel menghasilkan tenaga untuk menyaring cairan kepada end sac. Filtrate diekskresikan sebagai urin setelah resorpsi garam, asam amino, glukosa, dan sejumlah air.
Ekskresi dari sisa nitrogen (kebanyakan ammonia) dilakukan dengan difusi melewati area tipis pada kutikla khususnya insang. Crustacean air tawar seperti udang karang secara konstan terancam dengan pengenceran darah oleh air, yang berdifusi melewati insang dan permukaan tubuh yang permeable terhadap air. Kelenjar antennal membentuk larutan urin berkadar garam rendah yang berfungsi sebagai “flood control”. Beberapa ion Na+ dan Cl- dibuang ke urin tetapi kehilangan ini dikompensasi oleh absorpsi aktif dari garam terlarut oleh insang. Pada crustacean air laut seperti lbster dan kepiting , fungsi kelenjar antennal adalah untuk mengatur komposisi garam pada hemolimph dengan modifikasi selektif pada kandungan garam dari urin. Dengan pembentukan urin ini, darah tetap dalam keadaan isosmotic.
SISTEM SARAF DAN SENSOR
Sistem saraf pada crustacean dan annelida memiliki banyak kesaman, walapun pada crustacean ada lebih banyak fusi ganglia.
Otak crustacean terdiri atas sepasang supraesophageal ganglia yang mensuplai saraf ke mata dan ke dua pasang antenna. Ganglia ini terhubung dengan subesophageal ganglion, yaitu fusi dari sekurangnya 5 pasang ganglia yang mensuplai saraf ke mulut, appendages, esophagus, dan kelenjar antennal.
Tali saraf ventral ganda memiliki sepasang ganglia untuk setiap segmen dan saraf untuk appendages, otot, dan bagian lainnya. kemungkinan terdapat sistem safar simpatik yang berasosiasi dengan saluran pencernaan.
Crustacea memiliki organ sensor yang berkembang baik. Organ sensor yang paling besar pada udang karang adalah mata dan statocyst. Kemudian ada rambut tactile, yaitu tonjolan kutikula yang banyak di chelae, bagian mulut, dan telson. Senyawa kimia berupa rasa dan bau dapat dideteksi dengan reseptor yang ada di antennule, antenna, bagian mulut, dan tempat lainnya.
Statocyst adalah permukaan terbuka oleh pori dorsal pada segmen dasar setiap antenna pertama. Statocyst mengandung sensory setae yang terbentuk dari barisan chitin dan butiran pasir yang bertidak sebagai statolith. Ketika crustacean mengubah posisinya, maka akan mengubah posisi butiran-butirannya pada sensory setae yang kemudian diteruskan sebagai stimulus ke otak. Setiap kali molting atau ecdysis menyebabkan kehilangan barisan kutikular dari statocyst dan butiran pasirnya. Butiran yang baru diperlukan dari pori dorsal setelah ecdysis.
Mata pada kebanyakan crustacean adalah mata majemuk yang terdiri atas banyak unit fotoreseptor yang disebut ommatidia. Permukaan mata dilindungi oleh kornea yang terbagi menjadi kotak-kotak kecil atau heksagon bernama facet. Facet-facet ini membentuk permukaan luar ommatidia. Setiap ommatidium bertindak seperti mata kecil dan mengandung beberapa jenis sel yang berbentuk kolumnar. Sel berpigmen hitam berlokasi di antara batas ommatidia dan pergerakan pigmen pada mata majemuk arthropoda dapat digunakan untuk mengatur jumlah cahaya yang berbeda-beda. Ada 3 set sel pigmen pada tiap ommatidium. Untuk cahaya kuat (adapatasi siang hari) pigmen retina distal bergerak ke dalam dan bertemu dengan pigmen retina proximal yang bergerak keluar
Komentar
Posting Komentar