Bukan Penantang Lautan
Mereka yang terseret asa tak berdaya di horizon
Di antara biru, mereka mengapung tak mengerti kemana nasib membawa
Hanya bertahan, hanya bertahan dalam hidup tanpa perisai
Jauh dari skyline, kemerlap kota kerinduan
menuju ujung nadir namun tak merasa angin kebebasan itu
Atau indahnya riak air di musim panas
Karena kebebasannya telah direnggut, dijerat tinta hitam
Jika matahari telah menyelam di balik batas cakrawala
Laut lepas gelap badai menebas tubuh mereka yang tak peka
Tetes keringatnya segera kering terbawa angin malam
Konstelasi bintang pun tak mampu membawa mereka kembali
Suara mereka telah lama tertelan debur ombak kelam di bawah sana
Mereka telah tertawan keadaan berpuluh tahun silam
Menjerit dalam batin meminta perlindungan
Benteng fisik yang besar dan megah tempat berlindung telah lama runtuh
Menyisakan puing usang tak berfungsi
Kata mereka, "kapankah kita pulang?" Menuju benteng baru yang hampir tegak kembali
12/5/2020
Teruntuk ABK
Mereka yang terseret asa tak berdaya di horizon
Di antara biru, mereka mengapung tak mengerti kemana nasib membawa
Hanya bertahan, hanya bertahan dalam hidup tanpa perisai
Jauh dari skyline, kemerlap kota kerinduan
menuju ujung nadir namun tak merasa angin kebebasan itu
Atau indahnya riak air di musim panas
Karena kebebasannya telah direnggut, dijerat tinta hitam
Jika matahari telah menyelam di balik batas cakrawala
Laut lepas gelap badai menebas tubuh mereka yang tak peka
Tetes keringatnya segera kering terbawa angin malam
Konstelasi bintang pun tak mampu membawa mereka kembali
Suara mereka telah lama tertelan debur ombak kelam di bawah sana
Mereka telah tertawan keadaan berpuluh tahun silam
Menjerit dalam batin meminta perlindungan
Benteng fisik yang besar dan megah tempat berlindung telah lama runtuh
Menyisakan puing usang tak berfungsi
Kata mereka, "kapankah kita pulang?" Menuju benteng baru yang hampir tegak kembali
12/5/2020
Teruntuk ABK
Komentar
Posting Komentar